OASE ISTIMEWA DARI “NEGERI 5 MENARA” YANG BISA BUAT KAMU JADI PECINTA BUKU

Dalam beberapa bulan terakhir ini saya aktif dalam kegiatan literature,
social-humanity, dan terlibat dalam pergerakan aktivis yang sedang
merancang kegiatan pelatihan di masyarakat. Kesibukan yang saya rasakan kadang
menghimpit diri sendiri hingga tak punya waktu untuk melanjutkan pekerjaan saya
sebelumnya sebagai guru privat. Kesibukan yang menyita tersebut membuat saya
berpikir apakah hal ini yang memang menjadi focus prioritas saya.
Meninggalkan pekerjaan saya karena memang focus pada kegiatan
pengembangan diri membuat cash flow saya menurun bahkan sampai rest karena
memang kegiatan yang saya ikuti justru menjadi tempat untuk berbagi materi
bukannya menerima materi.
Kegiatan-kegiatan yang mulai tidak beraturan dan bahkan berantakan
ini membuat saya lelah, sampai saya bingung mana yang harussaya kerjakan
terlebih dahulu. Daftar prioritas saya menjadi kacau, saya tidak tahu mana yang
harus saya tuntaskan dan mana kegiatan yang memang akan mendukung pengembangan
diri dan masa depan saya.
Kekhawatiran ini lama-kelamaan semakin memuncak, hingga pada bulan
Agustus 2021 saya memutuskan untuk mengambil jeda dari semuanya dahulu.
Mengambil jeda bukan untuk berhenti tapi untuk menilai dan mengevaluasi diri saya
apa yang sebenaranya saya inginkan, apa sebenarnya yang saya butuhkan untuk
menunjang karir saya kedepannya. Agustus adalah bulan yag berat bagi saya, saat
overthingking membuat saya sampai jatuh sakit selama dua minggu. Jelas sekali
hal ini semakin mendukung jeda saya untuk beristirahat dari semua planning yang
telah direncanakan.
Jika pada bulan-bulan sebelumnya saya sangat antusias menata jadwal
harian, mingguan, bulanan. Membuat daftar pengembangan diri baru yang bisa saya
lakukan sampai membuat beberapa karya yang saya submit dalam beberapa ajang
perlombaan. Hal ini sudah saya lakukan selama 2 tahun terakhir.
Namun begitulah, hal yang begitu rapi kita susun dan kita jalankan
bisa saja menjadi diluar dugaan. Namanya manusia tidak bisa membebaskan diri
dari rasa lelah dan jenuh. Maka mengetahui limit diri sendiri dan mengambil
jeda adalah pilihan yang tepat.
Sebulan penuh tidak terdistrak dengan social media, tidak melihat
perkembangan ruang public yang biasanya menjadi rumah untuk berinteraksi ternyata
juga tidak cukup menyembuhkan diri dari perasaan tertekan. Kondisi ini
adakalanya juga mmeperparah saya dengan mondisi keuangan yang semakin menipis
dan omongan orang-orag terdekat kita yang membuat seonggok jiwa yang sedang
tidak baik-baik saja menjadi lebih tidak baik.
Bulan agustus pertengahan saya mencoba untuk menarik diri sendiri
lagi agar tidak melewatkan momen penting kemerdekaan Indonesia dengan mengikuti
satu cabang lomba dengan harapan agar kelak saya tidak menyesal karna tidak
melakukan apa-apa pada kesempatan yang menjadi momentum nasional ini.
Perlahan, saya menyadari bahwa memperlakukan diri sendiri dengan
baik juga memerlukan usaha yang besar. Selama ini saya menganggap bawa jika
melakukan dan mengikuti banyak hal bisa membuat saya berprestasi dan
membuktikan bahwa saya mampu melakukannya dengan prestasi, hal ini hanya akan
memanjakan saya dan menenangkan saya saat sedang bahagia namun ketika sedih
saya akan kembali mengutuk diri sendiri. Berdamai dengan diri sendiri ternyata
tidak bisa hanya dilakukan dengan kata-kata tapi juga sebuah ketulusan dari
hati kita yang paling dalam. Bagaimana kita memperlakukan orang lain adalah
cerminan bagaimana kita memperlakukan diri kita sendiri. Semakin banyak kita
menyiksa dan memandang buruk orang lain maka sebenarnya kita sedang memandang
buruk diri kita sendiri atau seringkali untuk menutupi hal ini kita
mengkambinghitamkan orang lain yang bersalah atas ketidakmampuan kita mencintai
diri sendiri.
Aku bersyukur saat memasuki bulan September, proses healing itu
mulai mengobati dengan perlahan meskipun masih membutuhkan waktu. Ada beberapa
hal baru yang mulai saya pelajari untuk berdamai dan mencintai diri sendiri,
bukan dengan membeli barang-barang mewah, bukan dengan memanjakan diri dengan
menonton oppa-oppa korea, karna sebenarnya melakukan hal yang sudah saya
sebutkan tadi hanya mampu menghibur sementara tapi tidak menyembuhkan secara
seksama. Berikut adalah ilmu baru yang Allah izinkan diri ini untuk
mempelajarinya ketika kita ingin self-love, yaitu:
1.
Berterima
kasih kepada diri sendiri karena sejauh ini sudah melakukan banyak hal bersama
kita.berterima kasih kepada diri sendiri karena sudah bangkit dari posisi
berbaring saat kita sudah rebahan sepanjang hari. Tidak perlu melakuka hal yang
muluk-muluk lagi dan ingin terlihat keren oleh orang lain. Kita hanya perlu
merasa keren dari diri kita yang kemarin bukan dari orang lain.
2.
Mulai
mengucapkan terima kasih kepada orang-orang terdekat kita yang sudah setia dan
sabar mendukung kita melakukan hal-hal yang kita sukai. Apresiasi kepada orang
lain akan membuat penerimaan yang semakin besar atas diri kita untuk diri kita.
Meskipun kita melakukannya pada orang lain sebenarnya kita sedang mentraining
diri sendiri untuk menjadi lebih tulus saat memandang orang lain.
3.
Berani
mengucapkan selamat atas keberhasilan yang diraih oleh orang-orang di sekitar
kita, orang-orang yang kita temua, bahkan orang-orang yang tidak pernah kita
temui di media social. Ucapan selamat ini akan memberikan efek penghargaan yang
tinggi terhadap orang lain dan penghargaan yang tinggi juga untuk diri kita
sendiri karena sudah mau memandang keberhasilan orang lain sebagai kebahagian
kita juga. Hal ini akan mengikis perasaan insecurity yang kita rasakan
saat melihat prestasi gemilang yang diraih oranglain. Karena kita sadar bahwa
track perjalanan setiap orang itu berbeda sehingga menjadi tidak pantas apabila
kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Maka langkah yang sangat mulia
adalah dengan turut bahagia tas keberhasilan orang lain. Lakukan hal kecil ini,
perlahan kamu akan merasakan bahwa kamu penghargaan dirimu terhadap diri
sendiri akan semakin tinggi.
4.
Memberi
hadiah kecil kepada orang-orang di sekitar kita yang sudah menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Tidak harus prestasi yang sangat besar sampai kita merasa
pantas untuk memberikan hadiah. Jika hari inia adikmu menjadi lebih semangat
belajar dari biasanya juga bisa kita berikan apresiasi yang tinggi. Dan ingat,
bahwa hadiah tidak emlulu sebuah barang, dengan ucapan yang tulus juga akan bernilai
hadiah yang besar bagaiseseorang yang sebelumnya tidak pernah kita perhatikan
perubahan baiknya.
Di tengah kekacauan aktivitas yang kualami membuat diri ni juga
harus belajar bagaimana caranya memanajeman energy, memenajemen energy ternyata
lebih utama daripada memenejemen waktu. Karna sejatinya waktu tidak bis adiatur
tetapi kita harus mengatur diri kita sendiri agar bisa memaksimalkan waktu yang
kita punya, dan tentunya semua itu snagat berhubungan dengan energy, mood, dan
passion. Poin penerimaan diri selanjutnya yang amat sangat penting juga kana
berhubungan dengan cara kita memenejemen energy kita:
5.
Membuat
to do list 4 quardan prioritas ;
-
Penting
dan Mendesak
-
Tidak
penting tetapi mendesak
-
Penting
tetapi tidak mendesak
-
Tidak
terlalu penting dan tidak mendesak
Jika kita sudah
merumuskan berbagai aktivitas kegiatan kita dalam quadran ini maka akan semakin
memudahkan kita untuk melihat dan menganalisa apa yang seharusnya kita lakukan.
Lama kelamaan kita kana mulai melkaukan kesibukan kita secara sistematis dan
mengurangi resiko kegiatan-kegiatan yang bertabrakan karena sudah diurutkan
berdasarkan kegiatan yang paling penting dahulu kita selesaikan.
Begitu juga
untuk list kegiatan pengembangan diri, urutkan kegiatan organisasi sesuai yang
kamu butuhkan dan memberikan kamu kesempatan yang lebih besar untuk berkembang.
Organisasi apa yang paling sesuai denga goals kamu kedepannya, mana yang paling
mendukung hal tersebut maka itu yang bisa kamu prioritaskan.
Ingatlah, kita tidak punya cukup energy untuk melakukan
semua kegiatan itu secara bersamaan, jika kita ingin menjadi unggul dibidang
tertentu maka kita harus mengalokasikan energy yang lebih besar pula di bidang
tersebut.
Semangat, semoga aku, kamu, dan kita semua pada akhirnya bisa
menuliskan impian kita pada sebuah spanduk besar, yang artinya kita telah
berhasil.
Bismillah, sedekah 2 Milyar. Aamiin Allahumma Aamiin.
Hai kak, aku ikut mengaminkan doa kakak. Semoga allah permudah yaa.
BalasHapusAku pun kak, sama, sudah beberapa bulan ini setiap bangun tidur mengucapkan terima kasih buat diri sendiri. Karena, faktanya kadang suka lupa kalau diriku ini sudah berusaha keras banget sampai kadang suka lupa diri.
Mari kita semangat menyayangi diri kita sendiri
Hebat banget mba, bisa tidak terdistraksi media sosial sebulan penuh. Aku aja cuma bisa melakukannya pas puas kemarin. Tapi itu rasanya tersiksaaa banget. Wkwkwk. Udah jadi scroller addict nih. penting banget yaaa self-love. Lagi dikampanyein juga nih sama BTS dan Unicef. Hehehe.
BalasHapusWah, boleh nih cara ngilangin atau ngurangin distrak medsos. Zaman now siapa sih yang nggak kecanduan. Hehe.. kalau sudah merasa tidak baik untuk diri, medsos harus dikurangi. Alasan ikut lomba mantap. Biar nggak nyesel karena nggak ngapa-ngapain. Ini memotivasi aku buat ikut lomba juga Kak. Makasih ya artikelnya.
BalasHapusnoted, berterimakasih kepada diri, berterimakasih kepada sesama, memberi ucapan selamat dan memberikan apresiasi atas sebuah prestasi... hmmm terimakasih sudah diingatkan kembali kak
BalasHapusAamiin ya Allah... Mbak keren banget MasyaAllah ... Semoga sayapun bisa mengikutinya melalui simple step dulu ya ♥️♥️♥️
BalasHapusSelain hampir nggak pernah berterima kasih pada diri sendiri, aku masih abai nih membuat 4 kuadran tahap urgensi setiap pekerjaan.
BalasHapus