OASE ISTIMEWA DARI “NEGERI 5 MENARA” YANG BISA BUAT KAMU JADI PECINTA BUKU

Gambar
Buku adalah jendela dunia, begitu kalimat yang sering kita dengar dan banyak digaungkan. Bukankah seru rasanaya saat melihat tumpukan buku yang beragam warnanya dan kita bisa menjelajah dunia dengan jendela-jendela itu. Ya walaupun hanya sekadar mengintip dari bilik jendelanya saja. Walaupun sudah diberikan gambaran kalau buku merupkan jendela dunia tapi kalau kita tidak memiliki kunci jendelanya, atau tidak mengetahui cara membuka jendelanya maka sama saja dasarnya kita gagal menjelajah dunia. Dan tahukah kamu apakah kunci dari jendela itu? Kuncinya adalah membaca. Ya kunci yang simple dan ringan, namun selalu sulit dilakukan dengan ragam alasannya. Membaca itu juga didasarkan pada kebutuhan individu, apa yang sedang benar-benar dibutuhkan untuk tambahan informasi yang sedang dicarinya, berbicara tentang dunia buku dan baca kita kanmenjumpai ragam orang dengan karakter yang berbeda. Ada yang tipe membaca semua buku, tak memiliki kriteria khusus dalam memilih buku, tipe ini sudah t...

Menepis Demotivasi Pada Penerimaan Diri


Dalam beberapa bulan terakhir ini saya aktif dalam kegiatan literature, social-humanity, dan terlibat dalam pergerakan aktivis yang sedang merancang kegiatan pelatihan di masyarakat. Kesibukan yang saya rasakan kadang menghimpit diri sendiri hingga tak punya waktu untuk melanjutkan pekerjaan saya sebelumnya sebagai guru privat. Kesibukan yang menyita tersebut membuat saya berpikir apakah hal ini yang memang menjadi focus prioritas saya. Meninggalkan pekerjaan saya karena memang focus pada kegiatan pengembangan diri membuat cash flow saya menurun bahkan sampai rest karena memang kegiatan yang saya ikuti justru menjadi tempat untuk berbagi materi bukannya menerima materi.

Kegiatan-kegiatan yang mulai tidak beraturan dan bahkan berantakan ini membuat saya lelah, sampai saya bingung mana yang harussaya kerjakan terlebih dahulu. Daftar prioritas saya menjadi kacau, saya tidak tahu mana yang harus saya tuntaskan dan mana kegiatan yang memang akan mendukung pengembangan diri dan masa depan saya.

Kekhawatiran ini lama-kelamaan semakin memuncak, hingga pada bulan Agustus 2021 saya memutuskan untuk mengambil jeda dari semuanya dahulu. Mengambil jeda bukan untuk berhenti tapi untuk menilai dan mengevaluasi diri saya apa yang sebenaranya saya inginkan, apa sebenarnya yang saya butuhkan untuk menunjang karir saya kedepannya. Agustus adalah bulan yag berat bagi saya, saat overthingking membuat saya sampai jatuh sakit selama dua minggu. Jelas sekali hal ini semakin mendukung jeda saya untuk beristirahat dari semua planning yang telah direncanakan.

Jika pada bulan-bulan sebelumnya saya sangat antusias menata jadwal harian, mingguan, bulanan. Membuat daftar pengembangan diri baru yang bisa saya lakukan sampai membuat beberapa karya yang saya submit dalam beberapa ajang perlombaan. Hal ini sudah saya lakukan selama 2 tahun terakhir.

Namun begitulah, hal yang begitu rapi kita susun dan kita jalankan bisa saja menjadi diluar dugaan. Namanya manusia tidak bisa membebaskan diri dari rasa lelah dan jenuh. Maka mengetahui limit diri sendiri dan mengambil jeda adalah pilihan yang tepat.

Sebulan penuh tidak terdistrak dengan social media, tidak melihat perkembangan ruang public yang biasanya menjadi rumah untuk berinteraksi ternyata juga tidak cukup menyembuhkan diri dari perasaan tertekan. Kondisi ini adakalanya juga mmeperparah saya dengan mondisi keuangan yang semakin menipis dan omongan orang-orag terdekat kita yang membuat seonggok jiwa yang sedang tidak baik-baik saja menjadi lebih tidak baik.

Bulan agustus pertengahan saya mencoba untuk menarik diri sendiri lagi agar tidak melewatkan momen penting kemerdekaan Indonesia dengan mengikuti satu cabang lomba dengan harapan agar kelak saya tidak menyesal karna tidak melakukan apa-apa pada kesempatan yang menjadi momentum nasional ini.

Perlahan, saya menyadari bahwa memperlakukan diri sendiri dengan baik juga memerlukan usaha yang besar. Selama ini saya menganggap bawa jika melakukan dan mengikuti banyak hal bisa membuat saya berprestasi dan membuktikan bahwa saya mampu melakukannya dengan prestasi, hal ini hanya akan memanjakan saya dan menenangkan saya saat sedang bahagia namun ketika sedih saya akan kembali mengutuk diri sendiri. Berdamai dengan diri sendiri ternyata tidak bisa hanya dilakukan dengan kata-kata tapi juga sebuah ketulusan dari hati kita yang paling dalam. Bagaimana kita memperlakukan orang lain adalah cerminan bagaimana kita memperlakukan diri kita sendiri. Semakin banyak kita menyiksa dan memandang buruk orang lain maka sebenarnya kita sedang memandang buruk diri kita sendiri atau seringkali untuk menutupi hal ini kita mengkambinghitamkan orang lain yang bersalah atas ketidakmampuan kita mencintai diri sendiri.

Aku bersyukur saat memasuki bulan September, proses healing itu mulai mengobati dengan perlahan meskipun masih membutuhkan waktu. Ada beberapa hal baru yang mulai saya pelajari untuk berdamai dan mencintai diri sendiri, bukan dengan membeli barang-barang mewah, bukan dengan memanjakan diri dengan menonton oppa-oppa korea, karna sebenarnya melakukan hal yang sudah saya sebutkan tadi hanya mampu menghibur sementara tapi tidak menyembuhkan secara seksama. Berikut adalah ilmu baru yang Allah izinkan diri ini untuk mempelajarinya ketika kita ingin self-love, yaitu:

1.      Berterima kasih kepada diri sendiri karena sejauh ini sudah melakukan banyak hal bersama kita.berterima kasih kepada diri sendiri karena sudah bangkit dari posisi berbaring saat kita sudah rebahan sepanjang hari. Tidak perlu melakuka hal yang muluk-muluk lagi dan ingin terlihat keren oleh orang lain. Kita hanya perlu merasa keren dari diri kita yang kemarin bukan dari orang lain.

2.      Mulai mengucapkan terima kasih kepada orang-orang terdekat kita yang sudah setia dan sabar mendukung kita melakukan hal-hal yang kita sukai. Apresiasi kepada orang lain akan membuat penerimaan yang semakin besar atas diri kita untuk diri kita. Meskipun kita melakukannya pada orang lain sebenarnya kita sedang mentraining diri sendiri untuk menjadi lebih tulus saat memandang orang lain.

3.      Berani mengucapkan selamat atas keberhasilan yang diraih oleh orang-orang di sekitar kita, orang-orang yang kita temua, bahkan orang-orang yang tidak pernah kita temui di media social. Ucapan selamat ini akan memberikan efek penghargaan yang tinggi terhadap orang lain dan penghargaan yang tinggi juga untuk diri kita sendiri karena sudah mau memandang keberhasilan orang lain sebagai kebahagian kita juga. Hal ini akan mengikis perasaan insecurity yang kita rasakan saat melihat prestasi gemilang yang diraih oranglain. Karena kita sadar bahwa track perjalanan setiap orang itu berbeda sehingga menjadi tidak pantas apabila kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Maka langkah yang sangat mulia adalah dengan turut bahagia tas keberhasilan orang lain. Lakukan hal kecil ini, perlahan kamu akan merasakan bahwa kamu penghargaan dirimu terhadap diri sendiri akan semakin tinggi.

4.      Memberi hadiah kecil kepada orang-orang di sekitar kita yang sudah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tidak harus prestasi yang sangat besar sampai kita merasa pantas untuk memberikan hadiah. Jika hari inia adikmu menjadi lebih semangat belajar dari biasanya juga bisa kita berikan apresiasi yang tinggi. Dan ingat, bahwa hadiah tidak emlulu sebuah barang, dengan ucapan yang tulus juga akan bernilai hadiah yang besar bagaiseseorang yang sebelumnya tidak pernah kita perhatikan perubahan baiknya.

Di tengah kekacauan aktivitas yang kualami membuat diri ni juga harus belajar bagaimana caranya memanajeman energy, memenajemen energy ternyata lebih utama daripada memenejemen waktu. Karna sejatinya waktu tidak bis adiatur tetapi kita harus mengatur diri kita sendiri agar bisa memaksimalkan waktu yang kita punya, dan tentunya semua itu snagat berhubungan dengan energy, mood, dan passion. Poin penerimaan diri selanjutnya yang amat sangat penting juga kana berhubungan dengan cara kita memenejemen energy kita:

5.      Membuat to do list 4 quardan prioritas ;

-          Penting dan Mendesak

-          Tidak penting tetapi mendesak

-          Penting tetapi tidak mendesak

-          Tidak terlalu penting dan tidak mendesak

Jika kita sudah merumuskan berbagai aktivitas kegiatan kita dalam quadran ini maka akan semakin memudahkan kita untuk melihat dan menganalisa apa yang seharusnya kita lakukan. Lama kelamaan kita kana mulai melkaukan kesibukan kita secara sistematis dan mengurangi resiko kegiatan-kegiatan yang bertabrakan karena sudah diurutkan berdasarkan kegiatan yang paling penting dahulu kita selesaikan.

Begitu juga untuk list kegiatan pengembangan diri, urutkan kegiatan organisasi sesuai yang kamu butuhkan dan memberikan kamu kesempatan yang lebih besar untuk berkembang. Organisasi apa yang paling sesuai denga goals kamu kedepannya, mana yang paling mendukung hal tersebut maka itu yang bisa kamu prioritaskan.

Ingatlah, kita tidak punya cukup energy untuk melakukan semua kegiatan itu secara bersamaan, jika kita ingin menjadi unggul dibidang tertentu maka kita harus mengalokasikan energy yang lebih besar pula di bidang tersebut.

Semangat, semoga aku, kamu, dan kita semua pada akhirnya bisa menuliskan impian kita pada sebuah spanduk besar, yang artinya kita telah berhasil.

Bismillah, sedekah 2 Milyar. Aamiin Allahumma Aamiin.

Komentar

  1. Hai kak, aku ikut mengaminkan doa kakak. Semoga allah permudah yaa.

    Aku pun kak, sama, sudah beberapa bulan ini setiap bangun tidur mengucapkan terima kasih buat diri sendiri. Karena, faktanya kadang suka lupa kalau diriku ini sudah berusaha keras banget sampai kadang suka lupa diri.

    Mari kita semangat menyayangi diri kita sendiri

    BalasHapus
  2. Hebat banget mba, bisa tidak terdistraksi media sosial sebulan penuh. Aku aja cuma bisa melakukannya pas puas kemarin. Tapi itu rasanya tersiksaaa banget. Wkwkwk. Udah jadi scroller addict nih. penting banget yaaa self-love. Lagi dikampanyein juga nih sama BTS dan Unicef. Hehehe.

    BalasHapus
  3. Wah, boleh nih cara ngilangin atau ngurangin distrak medsos. Zaman now siapa sih yang nggak kecanduan. Hehe.. kalau sudah merasa tidak baik untuk diri, medsos harus dikurangi. Alasan ikut lomba mantap. Biar nggak nyesel karena nggak ngapa-ngapain. Ini memotivasi aku buat ikut lomba juga Kak. Makasih ya artikelnya.

    BalasHapus
  4. noted, berterimakasih kepada diri, berterimakasih kepada sesama, memberi ucapan selamat dan memberikan apresiasi atas sebuah prestasi... hmmm terimakasih sudah diingatkan kembali kak

    BalasHapus
  5. Aamiin ya Allah... Mbak keren banget MasyaAllah ... Semoga sayapun bisa mengikutinya melalui simple step dulu ya ♥️♥️♥️

    BalasHapus
  6. Selain hampir nggak pernah berterima kasih pada diri sendiri, aku masih abai nih membuat 4 kuadran tahap urgensi setiap pekerjaan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LIKA-LIKU PERJALAN SKINCARE UNTUK KULIT KERING VERSI ASA

PUISI AKSARAMAYA PADA MASANYA

Berani Mengambil Resiko atau Ingin Lari dari Permasalahan?