OASE ISTIMEWA DARI “NEGERI 5 MENARA” YANG BISA BUAT KAMU JADI PECINTA BUKU

Kesehatan adalah sesuatu yang sangat mahal, bahkan saat kita
bekerja keras mengumpulkan pundi-pundi rupiah namun jika tidak memiliki
kesehatan yang baik maka kerja keras itu tidak akan bisa kita bayar dengan
kenikmatan, saat sedang sakit hal yang paling kita butuhkan adalah menjadi
sehat. Dan kesehatan itu tentunya didapat dengan banyak cara termasuk yang
paling utama adalah memperbaiki pola hidup.
Kanker menjadi penyakit yang paling banyak ditakuti karena paradigm
masyarakat yang masih memandang bahwa orang yang terkena penyakit kanker
memiliki harapan hidup yang lebih kecil. Menurut organisasi kesehatan dunia
pada tahun 2002 dari sekitar 10 juta orang penderita kanker lebih dari 6 juta
meninggal setiap tahunnya dan tentunya jumlah yang terjadi di lapangan lebih
besar dari pada yang terlihat. Selain itu, WHO menyatakan bahwa lima besar
kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar,
kanker lambung dan kanker hati.
Apa Sih Kanker Payudara Itu?
Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang sering terjadi
pada perempuan. Nah, kanker payudara menjadi penyakit yang harus menjadi
perhatian utama terkhusus kepada kaum wanita. Kanker payudara menempati urutan
pertama sebagai jenis kanker yang paling umum diderita oleh perempuan di dunia,
berkontribusi sebesar 25% dari total kasus baru kanker secara keseluruhan pada
tahun 2012. Bahwa penyakit ini terus mengalami peningkatan dan menjadi masalah
yang cukup serius di dunia, termasuk di Indonesia. Contohnya di Surabaya pada
tahun 2011 persentase kanker payudara sebanyak 36,92%, kanker yang sebelumnya
hanya menyerang perempuan pada usia lebih dari 50 tahun, saat ini telah mulai
menyerang kelompok usia yang lebih muda. (Dinkes Kota Surabaya, 2011)
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kanker Payudara
Sebenarnya tidak ada penyebab pasti yang dapat dikatakan sebagai penyebab kanker payudara, namun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dosen jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta I pada tahun 2010 dilihat bahwa ada beberapa faktor
yang dapat dikaitkan dengan riwayat kanker payudara, yaitu :
1.
Hubungan
Umur Dengan Kejadian Kanker Payudara
Di dalam hasil penelitian dinyatakan bahwa ibu yang berumur ≤ 50
tahun berisiko 3,52 kali lebih tinggi untuk idak menderita kanker payudara
dibandingkan dengan ibu yang berusia > 50 tahun. Hal ini terjadi karena
semakin bertambahnya umur, maka jumlah kumulatif eksposur yang diterima
sepanjang umur semakin tinggi pula, selain itu secara fisiologi terjadi
penurinan fungsi-fungsi organ dan menurunnya daya tahan tubuh.
2.
Hubungan
Tinggi Badan Dengan Kejadian Kanker Payudara
Hasil penelitian (Lanfranchi, 2005) wanita yang tinggi badannya 170
cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat
adanya perubahan struktur genetic (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah
kea rah sel ganas.
3.
Hubungan
Riwayat Tumor Jinak Dengan Kejadian Kanker Payudara
Dari hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ibu yang tidak
mempunyai riwayat tumor jinak berisiko
2,59 kali lebih tinggi untuk tidak menderita kanker payudara
dibandingkan dengan ibu yang memiliki riwayat tumor jinak. Dan penelitian lain
menyebutkan bahwa remaja putri yang mempunyai riwayat tumor berpeluang 4,37
kali untuk berisiko mengalami kanker payudara dibandingkan remaja yang tidak
memiliki riwayat tumor.
4.
Hubungan
Riwayat Keluarga Dengan Kejadian Kanker Payudara
Kerentanan bawaan atau turunan kanker payudara pada umumnya tak
disadari oleh pasien yang memiliki riwayat keluarga tersebut, hal ini ditunjukkan
dengan umur terjadinya kasus yang masih muda. Jika seorang wanita telah
menderita kanker pada salah satu payudaranya maka besar kemungkinan bagi
payudar ayang lain terkena juga atau terjadi kekambuhan pada lokasi yang terkena
kanker sebelumnya adalah tinggi (USCF, 2006).
5.
Hubungan
Umur Menstruasi Pertama Dengan Kejadian Kanker Payudara
Hal inis esuai dengan USCF (2006) bahwa wanita yang mengalami
menstruasi pertama kurang dari 12 tahun maka durasi eksposur estrogen
makin panjang dan risiko terkena kanker payudar asedikit lebih tinggi. Pada saat
seorang wanita mengalami haid pertama, maka dimulailah fungsi siklus
ovarium yang menghasilkan estrogen. Jumlah eksposur estrogen dan
progesterone pada seorang wnaita selama masa hidupnya dipercaya merupakan
daktor risiko.
6. Pada kenyataannya memang ada banyak hal lain yang tidak terduga menjadi penyebab penyakit kanker payudara. Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan kanker payudara yaitu adanya kelemahan genetic pada sel tubuh sehingga mempermudah timbulnya sel kanker, iritasi dan inflamasi kronis yang selanjutnya dapat berkembang menjadi kanker, radiasi sinar matahari dan sinar-X, senyawa kimia, seperti aflatoxin B1, asbestos, nikel, arsen, arang, tarr, asap rokok, kontrasepsi oral, dan sebagainya, serta makanan yang bersifat karsinogenik, misalnya makanan yang diolah dengan digoreng, ikan asin, dan sebagainya (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
SADARI Deteksi Dini Kanker Payudara
Kita harus tahu, bahwa pemerintah telah mencanangkan “SADARI
(Periksa Payudara Sendiri)” sebagai program nasional pada tanggal 21 April
2008. Program SADARI adalah salah satu upaya penanganan terhadap penyakit
kanker payudara secara dini. Dengan melakukan SADARI angka kematian akibat
kanker payudara dapat diturunkan hingga 20%.
Pendeteksian dini
sangat perlu dilakukan untuk mengetahui kesehatan payudara. Berikut tanda-tanda
yang harus diperhatikan sebagai petunjuk awal gejala :
Tanda Peringatan Kanker
Payudara:
·
Benjolan tanpa rasa sakit di
payudara
·
Gatal-gatal terus menerus di
sekitar puting
·
Pendarahan atau lendir yang tidak
biasa dari puting
·
Kulit di atas payudara membengkak
dan menebal
·
Puting masuk atau tertarik kembali
Apabila sudah ditemui gejala diatas maka sangat dianjurkan untuk
konsultasi kepada dokter spesialis agar lebih dini mendapatkan penanganan
sebelum terjadinya penyebaran dalam siklus tahapnya.
Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan berbagai
pemeriksaan, misalnya dengan menggunakan prosedur pemeriksaan berupa
thermografi payudara, mamografi, biopsi payudara, duktografi, dan
ultrasonography (USG) payudara (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
Thermografi payudara merupakan prosedur diagnosis yang didasarkan
pada level kimia dan aktivitas pembuluh darah pada payudara dalam melakukan
deteksi secara dini dari keberadaan sel kanker payudara. Thermografi payudara
sangat sensitif dalam menggambarkan perubahan temperatur dan pembuluh darah
yang menjadi tanda keberadaan sel abnormal pada payudara, namun apabila terdapat
tumor, thermografi payudara tidak mampu menunjukkan lokasi tumor sehingga
sebaiknya dilakukan secara bersama dengan mamografi untuk saling melengkapi
hasil pemeriksaan.
Mamografi merupakan metode pemeriksaan payudara dengan menggunakan
sinar x kadar rendah dan umumnya dianjurkan pada perempuan yang telah berusia
lebih dari empat puluh tahun (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
Duktografi merupakan bagian dari pemeriksaan mamografi yang dapat
membantu memperlihatkan keadaan saluran susu pada payudara. Perempuan yang
mengalami kelainan payudara berupa puting yang mengeluarkan cairan tidak normal
disarankan untuk melakukan pemeriksaan ini.
Biopsi merupakan sebuah prosedur pemeriksaan yang dilakukan dengan
mengambil sebagian kecil jaringan payudara untuk mengetahui ada tidaknya sel
kanker pada payudara, serta tingkat keganasan dari sel kanker tersebut.
Pengambilan sebagian kecil jaringan pada payudara dilakukan dengan menggunakan
jarum khusus yang dimasukan ke dalam payudara. (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
Ultrasonography (USG)
payudara umumnya digunakan untuk melakukan pemeriksaan atas ketidaknormalan
pada payudara, misalnya kista payudara, serta bentuk kista tersebut.
Pemeriksaan USG payudara sebaiknya dilakukan bersama dengan mamografi untuk
mendapatkan diagnosis yang tepat pada kelainan payudara (Rumah Sakit Kanker
Dharmais, 2002).
Upaya Pencegahan Sejak Dini Yang Bisa Dilakukan
Setelah kita
mengetahui seputar kanker payudara, gejalanya, pengobatan yang bisa dilakukan
bagi penderita dan melakukan SADARI, dan juga faktor-faktor yang menyebabkan
kanker payudara maka menjadi kewajiban kita bahwa sedini mungkin tetap harus
melakukan pengecekan secara berkala dan melakukan pencegahan sejak dini, inilah
hal-hal yang bisa kita lakukan untuk menanggulangi hal yang asi berada dalam
kendali kita :
1.
Mengkonsumsi
makanan yang bergizi seimbang
Pola makan menjadi bagian pendukung juga, jika zat-zat karsinogen
dapat menyebabkan sel-sl kanker berkembang karena makanan tidak sehat yang kita
konsumsi mengandung gula yang tinggi, lemak jahat, dan hal lainnya. Mengkonsumsi
buah-buahn, lemak baik, protein yang memiliki kadar lemak jauh rendah, serta
karbohidrat yang sehat dapat meningkatkan imunitas tubuh kita dan terhindar
dari lemak-lemak jahat.
2.
Pola
hidup yang sehat dengan berolahraga
Olahraga adalah kebutuhan jasmani kita, dengan berolahraga juga
dapat mengontrol berat badan kit aagar tetap ideal dan normal. Ingat bahwa
obesitas dapat menjadi salah-satu penyebab munculnya banyak penyakit.
3.
Menghindari
mengkonsumsi minuman beralkohol
Melihat fakta bahwa, salah satu cara mencegah kanke payudara sejak
dini adalah dengan tidak membiasakan diri mengkonsumsi alcohol. Karena alcohol dapat
meningkatkan kadar estrogen dan menyebabkan kerusakan DNA dalam tubuh.
4.
Menyusui
setelah melahirkan
Ternyata menjadi ibu yang memberikan asi langsung kepada anaknya
memiliki kelebihan khusus untuk kesehatan, tidak hanya kepada bayi tetapi
terhadap ibu menyusui juga. Karena saat menyusui terjadi perubahan hormone yang
menunda periode menstruasi. Dengan demikian hormone estrogen akan tetap stabil
dalam tubuh.
5.
Melakuakn
deteksi dini secara teratur
Yap, tepat sekali. Melakukan kegiatan SADARI sejak dini, juga
menghimbau kepada saudara perempuan kita untuk lebih memperhatikan edukasi
SADARI ini.
6.
Melakukan
pengobatan khusus jika memiliki risiko tinggi.
Pengobatan
khusus harus dilakukan oleh dokter yang ahli dibidangnya dan melakukan
konsulasi yang tepat agar tindakan yang diambil juga tepat sesuai dengan kondisi
penyakit kanker payudara.
Kita bisa
melakukan konsultasi terpercaya melalui Adi Husada Cancer Center yang memang
sudah hampir 90 tahun menjadi pusat penanganan kanker terbaik, termasuk kanker
payudara.
Tentang Adi Husada Cancer Center
Adi
Husada Cancer Center (AHCC), pusat penanganan kanker terintegrasi yang siap
mendampingi Anda melalui setiap tahapan pengobatan dengan pendekatan yang
mengutamakan keamanan serta kenyamanan pasien.
Di
AHCC setiap dokter, perawat, dan staf yang ada hadir untuk memberikan pelayanan
dengan tujuan yang sama, yakni ‘ada untuk membantu Anda’. Kami percaya bahwa
dukungan adalah salah satu bentuk pengobatan yang tidak bisa Anda temukan di
apotek manapun, tapi menjadi satu faktor besar yang akan memberi stimulus
positif dan membantu meningkatkan efektifitas pengobatan yang Anda lakukan di
sini.
Menjadi
bagian dari Rumah Sakit Adi Husada yang telah memiliki pengalaman selama lebih
dari 90 tahun, menjadi sebuah teladan yang akan memantapkan langkah AHCC untuk
bisa memberikan layanan kanker terbaik di Indonesia, khususnya di Surabaya.
Sejak
tahun 2017, AHCC hadir menjadi pusat kanker terpadu pertama di Surabaya, yang
dilengkapi dengan layanan radioterapi, kemoterapi, dan pembedahan. Semua
fasilitas tersebut hadir untuk mewujudkan cita-cita kami agar dapat memberikan
penanganan kanker yang berkualitas, dokter spesialis yang profesional, serta
layanan personal dengan sentuhan kehangatan bagi setiap pasien.
Pribahasa yang mengatakan “Mencegah lebih baik daripada mengobati”
benar adanya, sedini mungkin mari kita menyebarkan edukasi baik terkait
pencegahan dan penanganan yang bisa dilakukan terhadap kanker payudara. Tetap sehat
dan bahagia, semoga artikel ini bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar