Karya : Wanika
Aku
tergugu ditengah rayuan bisu karang dan batu
Yang
kuumpat setiap waktu, harus kutelan biarpun aku tak mau
Jari-jemari
karang membelai sendu ulu hatiku
Menarik
ulang kejadian beberapa waktu lalu
Tuhan
yang kuumpat, dengan harap bisu kumohon hadir memeluk ragu
Tubuhku
sudah lebam menggigil
Saat
birunya air mata menembus palung laut terdalam
Membungkus
keangkuhan daksa dalam naluriah swasembada
Puing-puing
pesawat, bersamaan menimbun jasad dalam kesunyian laut hitam
Tak
ada lagi yang terdengar
Kecuali
bisikan bahwa aku akan segera berpulang
Kian
lama mencekat napas, tertinggal di ujung hela
Bapak
pernah bilang sebelum angin menghempaskan kabin dan ombak melemparkan puing, “Tuhan ada bersama kita. Kita akan pulang kepada
Tuhan”.
Bapak,
selama ini kita berdampingan
Sejauh
ini pula kita terpisah tembok keyakinan
Tuhan,
peluk Aku dalam ampunan-Mu.
*
Selayang Pandang background puisi
Puisi ini saya rangkai sebagai bentuk mengenang jatuhnya pesawat Airasia QZ8501 di Selat Karimata.
Peristiwa itu terjadi pada tanggal 28 Desember 2014 dengan rute Surabaya-Singapura.
155 penumpang, 2 polit-kopilot, 5 awak kabin dinyatakan tewas.
Kronologi :
05.35 WIB
Pesawat QZ8501
take off dari Bandara Juanda Surabaya menuju Bandara Changi, Singapura, dengan ketinggian jelajah 32.000 kaki di atas permukaan laut.
06.01
Ada peringatan gangguan kerusakan pada sistem pengatur kemiringan pesawat, pilot masih bisa mengatasi.
06.15
Peringatan gangguan sistem kembali muncul, kendali pesawat mulai kacau.
06.20
Pesawat Air Asia QZ8501 jatuh.
Dugaan awal penyebab kecelakaan:
Pesawat terjebak awan kumulonimbus karena pilot tak membawa data cuaca dari BMKG. Mesin pesawat rusak karena suhu dingin ekstrem di dalam awan kumulonimbus.
Hasil investasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT):
- Kecelakaan bermula dari adanya gangguan di salah satu sistem pesawat
- Pilot melakukan improvisasi untuk mengatasi gangguan itu dengan me-reset
circuitbreaker dari
flight augmentation computer (FAC).
- Reset Circuit membuat sistem kendali pesawat kacau, pesawat kehilangan daya angkat.
- Pilot gagal mengendalikan pesawat karena kesalahpahaman komunikasi dengan kopilot.
sumber : Dihimpun Tim Riset tirto.id
Terima Kasih Sudah tidak bosan membaca.
Salam Hangat dari Dunia Wawa
Kece dek Wanika..👍😃
BalasHapusHuuuuh 💚 Makasiih kakak..
HapusVery touch.. . Terima Kasih kak.. Semangat jugaaaa📝🍃
BalasHapus