OASE ISTIMEWA DARI “NEGERI 5 MENARA” YANG BISA BUAT KAMU JADI PECINTA BUKU

Pembahasan
tentang isu kenakalan remaja akan selalu ada di setiap masa, hanya saja dengan
perpektif masalah yang berbeda. Tentu saja subjek utamanya di sini adalah
remaja dan dunianya. Sebenarnya yang disebut remaja itu siapa aja sih? Nah,
menurut WHO yang tergolong remaja adalah mereka yang berada direntang usia
10-19 tahun, dan ada juga penelitian terkini menunjukkan batasan ini bisa naik
menjadi 24 tahun. Hmmmmm, kalau sampai umur 24 tahun berarti saya masih
tergolong remaja, dong, ya? Hahahah. Tapi memang kalau kita lihat pengukuran
dari berbagai sumber selalu ada perbedaan ya tentang batasan rentang usia
tersebut namun middle nya tetap sama.
Masa
remaja ini juga merupakan masa yang paling penuh dengan lollipop ya sebenarnya,
karena sangat warna-warni gitu, sebagai seseorang yang sudah melawati masa itu
tentunya saya punya pandangan sendiri kalau dunia remaja adalah dunia mencari,
menemukan, danmencoba banyak hal. Ada banyak yang yang belum diketahui sehingga
rasa penasaran terhadap segala sesuatu selalu memicu adrenalin untuk mencoba
gitu. Mungkin kamu pernah lihat kalau anak SMP, yang masih kecil gitu sering
naik motor ugal-ugalan apalagi kalau knalpot motornya sudah dimodif jadi
bunyinya “trang..tang..tang..tang..tang, trang…” dahlah mereka termasuk
contoh definisi remaja yang sedang menguji rasa penasarannya. Tapi kalau bahasa
jawanya sih ‘kemarok’ seperti rasa belagu karena baru bisa melakukan hal
tersebut. Tap memang begitulah wajah remaja secara naluriahnya makanya pada
masa ini sangat sangat membutuhkan bimbingan dan pengawasan juga pendidikan
yang tepat karena kalau tidak mereka akan larut dalam dunia yang harus sesuai
dengan kehendak mereka saja.
Peran
keluarga terutama orangtua sangat krusial di sini, karena bimbingan dan
kehadiran orangtua akan menentukan bagaimana karakter anak ini berkembang. Ada yang
dengan bimbingan terarah anak menjadi tumbuh dengan jati diri yang baik,
bakatnya berkembang dengan alamiah dengan dukungan lingkungan yang sehat, namun
untuk para remaja malang yang tak mendapatkan semua itu kebanyakan akanmencari
dunia lain yang mereka merasa di sana lebih diterima, sehingga pergaulannya
akan terlihat bebas dan tanpa arah.
Terlepas
berbagai latar belakang bagaiman apengasuhan orang tua dalam keluarga, remaja
akan berkumpul dalam satu naungan yang sama, yaitu pendidikan formal. Sebagai seorang
pendidik hal ini akan selalu dirasakan bagaimana di dalam satu kelas, terdiri
dari banyak kepala dengan isi kepala yang berbeda, karakter yang berbeda, bakat
yang berbeda, dan tentunya latar belakang keluarga yang berbeda. Dapat terlihat
dnegan jelas dalam kaca mata pendidikan bahwa anak yang mendapat pengasuhan
yang baik dan tinggal di lingkungan positif akan lebih cepat berkembang baik
dari sisi psikis dan psikologisnya. Namun anak yang memiliki permasalahan
dnegan hubungan keluarganya akan kerap lebih tertutup dirinya atau bahkan
mengcover dirinya dengan tindakan-tindakan nakal yang kadang di luar kita.
Ada
satu kejadian yang membuat saya sangat tertarik dnegan dunia remaja dan
pendidikan, hal ini juga yang sempat mengguncang perasaan saya dengan hebat
dari kejadian ini. Mungkin sangat biasa ya kalau seorang anak nakal di sekolah
lalu mendapatkan teguran dari BK ata wali kelasnya. Nah ini cerita dari seorang
wali kelas XII yang saya dengar langsung dari beliau, kita sebut saja namanya
Candra, candra sudah seing dapat teguran dari wali kelasnya dan guru lain
karena sering cabut les mata pelajaran di sekolah, dan juga banyak kasus
lainnya, merokok di sekolah, membentak guru, terlibat perkelahian dengan
temannya. Saat dinasehatin oleh wali kelasnya tentang bagaimana mereka
seharusnya menjadi siswa dan tindakan mereka dapat merugikan mereka sendiri di
masa yang akan datang. Ternyata nasehat itu mental begitu saja dari kepala
candra dan teman-temannya. Bahkan terlontar dari mulut candra, “udalah buk,
ibuk gak perlu nasehatin gitu orangtuaku aja gak ada yang peduli, kok, buk. Mau
aku ngapain aja juga gapapa.”
Nyessss, bukan? Mendengar jawaban
tersebut dari murid yang kita didik. Terlepas bagaimana pendidikan dan
pengajaran dari sekolah, seorang murid yang sudah benar-benar berkata seperti
itu artinya dia sudah sering mendengarkan nasehat tentang bagaimana seharusnya
ia berubah, dan anak tersebut tahu kalau apa yang dilakukannya adalah salah,
juga sebenarnya tahu apa yang akan terjadi dengannya di masa mendatang akan
perbuatannya. Lantas mengapa tidak ada perubahan juga dalam dirinya? Ada beberapa
hal yang bisa kita bahas tentang perilaku anak tersebut;
Penyebab Anak Menjadi Nakal Dan Tak Terarah
·
Environmental yang
tidak menjadi support system
Remaja
memiliki perkembangan emosi yang labil, mereka akan lebih banyak mengamati dan
meniru sekitarnya. Meskipun ada banyak informasi yang diterima tentang tidak
sebab akibat dari sebuah perbuatan namun yang terjadi di lingkungannya tidak
seperti itu sehingga ia condong hanya melakukan sesuai arus dengan apa yang ada
di sekitarnya. Sebagi contoh, anak tinggal di dalam lingkungan dimana semua
orang hanya bekerja serabutan, saat lelah minum-minuman keras jadi obatnya,
karena hal tersebut yang selalu disaksikan maka anak akan berpikir bagaimanapun
ia berusaha pekerjaan paling baik baginya hanya terus berusaha menggunakan
ototnya tidak pakai otaknya, sehingga saat berada di sekolah hanya focus untuk
anggar kekuatan yang dimiliki. Latar belakang inilah yang akan membawa karakter
dan daya adaptasi anak akan berbeda sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya.
·
Tidak merasakan
kehangatan keluarga.
Banyak
kisah kenakalan remaja yang muncul karena keluarga yang broken home,
tidak melulu broken home hingga orang tua bercerai namun kehadiran ayah dan ibu
yang tidak memberikan kasih sayang yang baik juga akan mempengaruhi kehadiran
anak. Sebegitu besarnya presentasi dari kasih sayang dan kehadiran orangtua
yang mendukung. Anak yang sukses di dalam pendidikannya kebanyakan memiliki
keluarga, ayah dan ibu yang sangat hadir dalam proses perjalanan hidupnya. Ada anak
berhasil dalam dunia pendidikannya namun ternyata tidak memiliki kehangatan
dalam keluarganya juga, sebenarnya mereka adalah anak-anak yang punggungnya
sangat kuat dan kokoh mampu menghandle dirinya untuk masa depannya yang cerah.
·
Orang tua yang tidak menyiapkan
kebutuhan lahir batin anaknya
Banyak
orangtua yang salah menfsirkan tentang membesarkan anak hanya sekadar kebebasan
finansial, sampai lupa kehadirannya sangat diperlukan. Keluarga kecil sederhana
yang hangat akan nilai pengajaran keluarga jug sudah cukup mecetak generasi
hebat masa depan. Apalagi kalau menjadi orangtua yang memberikan dua hal itu
pada anak-anaknya, finansial dan kasih sayang adalah idaman seorang anak yang
sudah dewasa sepertinya. Hahaha seperti bagaimana netizen merasa ingin terlahir
kembali menjadi seorang Rafatar atau Cipung. Ahhahah
Berbicara tentang
solusi kenakalan remaja adalah berbicara tentang bagaimana seharusnya menyiapkn
orangtua yang siap menjadi ayah dan ibu, siap terhadap segala tumbuh dan
kembang anak-anaknya. Namun bagaimana jika case-nya remaja tersebut
sudah berada di ranah kenakalan yang sulit sekali untuk diberikan pengarahannya?
Sangat kompleks sekali kalau membahas hal ini, namun ada beberapa pendekatan
yang bisa kita lakukan terhadap anak.
Pendekatan HEART-TO-HEART UNTUK KENAKALAN REMAJA
1.
Pahami Kondisi Anak Dan Tempatkan
Kita Di Posisinya
Seberapa
banyakpun nasehat yang kita lontarkan kepada anak, kalau kita hanya memakai
sudut pandang rasional kita maka akan sulit diterima oleh anak, karena nasehat
itu akan terdengar sebagai judgemental kepada dirinya tanpa kita tahu
apa yang sedang kita rasakan. Sebelum memvonis tindakan anak aka kita perlu
memahami dahulu apa motifnya. Empati yang lebih perlahan akan membuka hati anak
untuk menerima kehadiran kita. Jangan biarkan mereka hanya menganggap kita
sebagai seseorang yang hanya menilai.
2. Talk about feeling, tanyakan apa yang sebenar-benarnya
anak rasakan atas kondisinya.
Kebanyakan
kita hanya mempertanyakan tentang logika kebenaran yang seharusnya anak
tanyakan, mari coba gunakan pendekatan dengan menanyakan apa yang sebenarnya
anak rasakan selama ini dan bagaimana selama ini perasaan itu membersamainya.
3. Menjadi pendengar yang baik untuk anak.
Anak – anak dengan
kondisi yang masih labil seringkali masih merasa paling benar dan sulit
menerima nasehat karena belum masih dalam masa penerimaan dan pencarian jati
diri. Menjadi pendengar yang baik, truut berempati akan kisah anak. Cukup itu
saja kadang, tanpa nasihat yang menohook seolah kita selalu menghujaninya
dengan ceramah saja. Dan rutin meannyakan kondisinya.
4. Ajak anak untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan positif sebagai
pepektif sebagai sahabatnya.
Setelah
anak merasa nyaman dnegan kehadiran kita, maka perlahan kita kaanmenempati
hatinya sehingga mudah bagi kita untuk memberikan pengarahan atau ajakan kepada
anak untuk melakukan dorongan kegiatan yang baik. Seperti mulai langsung
mengajak anka untuk sholat bersama,datang ke acara pengajian remaja, dan
melibatkan anak dalam acara kepanitian. Kegiatan-kegiatan positif ini perlahan
akan mempengaruhi emosi anak menjadi stabil dan focus mengembangkan dirinya.
5. Kunci utamanya adalah menjadi sahabat yang baik dan asyik.
Untuk bis atetap
keep in touch kepada remaja kit ajuga harus update pengetahuan tentang
kebiasaan dan tren apa yang sedang marak pada mereka. Dengan emanfaatkan
pendekatan ini akan terhubung kecocokan percakapan yang membuat anak merasa
kita tidak hanya sebagai pembimbingnya namun juga sebagai sahabatnya.
Poin
yang tidak boleh dilupakan adalah tetap memberikan rules akhlak untuk tetap
berada di ranah sopan santun, banyak anak sekarang yang semakin dkeat dan akrab
namun prilakunya semakin menyepelekan adab terhadap orang yang lebih tua.
Perjalanan panjang merawat
generasi agar tumbuh sehat dan kuat memang tidak mudah, namun jug abukan
berarti kita berhenti untuk memberikan cara-cara terbaik dalam menyehatkan
generasi ini. Semangat untuk kamu yang sedang mengahdapi masa sulit menemukan
jati diri, atau masa terberat untuk tetap go to forward terhadap masa
depan kamu. Jug asemangat untuk para pendidik yang yang tak pernah lelah
menyalakan api semangat dari ilmu-ilmu yang diajar.
Komentar
Posting Komentar