OASE ISTIMEWA DARI “NEGERI 5 MENARA” YANG BISA BUAT KAMU JADI PECINTA BUKU

Gambar
Buku adalah jendela dunia, begitu kalimat yang sering kita dengar dan banyak digaungkan. Bukankah seru rasanaya saat melihat tumpukan buku yang beragam warnanya dan kita bisa menjelajah dunia dengan jendela-jendela itu. Ya walaupun hanya sekadar mengintip dari bilik jendelanya saja. Walaupun sudah diberikan gambaran kalau buku merupkan jendela dunia tapi kalau kita tidak memiliki kunci jendelanya, atau tidak mengetahui cara membuka jendelanya maka sama saja dasarnya kita gagal menjelajah dunia. Dan tahukah kamu apakah kunci dari jendela itu? Kuncinya adalah membaca. Ya kunci yang simple dan ringan, namun selalu sulit dilakukan dengan ragam alasannya. Membaca itu juga didasarkan pada kebutuhan individu, apa yang sedang benar-benar dibutuhkan untuk tambahan informasi yang sedang dicarinya, berbicara tentang dunia buku dan baca kita kanmenjumpai ragam orang dengan karakter yang berbeda. Ada yang tipe membaca semua buku, tak memiliki kriteria khusus dalam memilih buku, tipe ini sudah t...

PENDEKATAN HEART-TO-HEART UNTUK KENAKALAN REMAJA DALAM DUNIA PENDIDIKAN


                Pembahasan tentang isu kenakalan remaja akan selalu ada di setiap masa, hanya saja dengan perpektif masalah yang berbeda. Tentu saja subjek utamanya di sini adalah remaja dan dunianya. Sebenarnya yang disebut remaja itu siapa aja sih? Nah, menurut WHO yang tergolong remaja adalah mereka yang berada direntang usia 10-19 tahun, dan ada juga penelitian terkini menunjukkan batasan ini bisa naik menjadi 24 tahun. Hmmmmm, kalau sampai umur 24 tahun berarti saya masih tergolong remaja, dong, ya? Hahahah. Tapi memang kalau kita lihat pengukuran dari berbagai sumber selalu ada perbedaan ya tentang batasan rentang usia tersebut namun middle nya tetap sama.

                Masa remaja ini juga merupakan masa yang paling penuh dengan lollipop ya sebenarnya, karena sangat warna-warni gitu, sebagai seseorang yang sudah melawati masa itu tentunya saya punya pandangan sendiri kalau dunia remaja adalah dunia mencari, menemukan, danmencoba banyak hal. Ada banyak yang yang belum diketahui sehingga rasa penasaran terhadap segala sesuatu selalu memicu adrenalin untuk mencoba gitu. Mungkin kamu pernah lihat kalau anak SMP, yang masih kecil gitu sering naik motor ugal-ugalan apalagi kalau knalpot motornya sudah dimodif jadi bunyinya “trang..tang..tang..tang..tang, trang…” dahlah mereka termasuk contoh definisi remaja yang sedang menguji rasa penasarannya. Tapi kalau bahasa jawanya sih ‘kemarok’ seperti rasa belagu karena baru bisa melakukan hal tersebut. Tap memang begitulah wajah remaja secara naluriahnya makanya pada masa ini sangat sangat membutuhkan bimbingan dan pengawasan juga pendidikan yang tepat karena kalau tidak mereka akan larut dalam dunia yang harus sesuai dengan kehendak mereka saja.

                Peran keluarga terutama orangtua sangat krusial di sini, karena bimbingan dan kehadiran orangtua akan menentukan bagaimana karakter anak ini berkembang. Ada yang dengan bimbingan terarah anak menjadi tumbuh dengan jati diri yang baik, bakatnya berkembang dengan alamiah dengan dukungan lingkungan yang sehat, namun untuk para remaja malang yang tak mendapatkan semua itu kebanyakan akanmencari dunia lain yang mereka merasa di sana lebih diterima, sehingga pergaulannya akan terlihat bebas dan tanpa arah.

                Terlepas berbagai latar belakang bagaiman apengasuhan orang tua dalam keluarga, remaja akan berkumpul dalam satu naungan yang sama, yaitu pendidikan formal. Sebagai seorang pendidik hal ini akan selalu dirasakan bagaimana di dalam satu kelas, terdiri dari banyak kepala dengan isi kepala yang berbeda, karakter yang berbeda, bakat yang berbeda, dan tentunya latar belakang keluarga yang berbeda. Dapat terlihat dnegan jelas dalam kaca mata pendidikan bahwa anak yang mendapat pengasuhan yang baik dan tinggal di lingkungan positif akan lebih cepat berkembang baik dari sisi psikis dan psikologisnya. Namun anak yang memiliki permasalahan dnegan hubungan keluarganya akan kerap lebih tertutup dirinya atau bahkan mengcover dirinya dengan tindakan-tindakan nakal yang kadang di luar kita.

                Ada satu kejadian yang membuat saya sangat tertarik dnegan dunia remaja dan pendidikan, hal ini juga yang sempat mengguncang perasaan saya dengan hebat dari kejadian ini. Mungkin sangat biasa ya kalau seorang anak nakal di sekolah lalu mendapatkan teguran dari BK ata wali kelasnya. Nah ini cerita dari seorang wali kelas XII yang saya dengar langsung dari beliau, kita sebut saja namanya Candra, candra sudah seing dapat teguran dari wali kelasnya dan guru lain karena sering cabut les mata pelajaran di sekolah, dan juga banyak kasus lainnya, merokok di sekolah, membentak guru, terlibat perkelahian dengan temannya. Saat dinasehatin oleh wali kelasnya tentang bagaimana mereka seharusnya menjadi siswa dan tindakan mereka dapat merugikan mereka sendiri di masa yang akan datang. Ternyata nasehat itu mental begitu saja dari kepala candra dan teman-temannya. Bahkan terlontar dari mulut candra, “udalah buk, ibuk gak perlu nasehatin gitu orangtuaku aja gak ada yang peduli, kok, buk. Mau aku ngapain aja juga gapapa.”

Nyessss, bukan? Mendengar jawaban tersebut dari murid yang kita didik. Terlepas bagaimana pendidikan dan pengajaran dari sekolah, seorang murid yang sudah benar-benar berkata seperti itu artinya dia sudah sering mendengarkan nasehat tentang bagaimana seharusnya ia berubah, dan anak tersebut tahu kalau apa yang dilakukannya adalah salah, juga sebenarnya tahu apa yang akan terjadi dengannya di masa mendatang akan perbuatannya. Lantas mengapa tidak ada perubahan juga dalam dirinya? Ada beberapa hal yang bisa kita bahas tentang perilaku anak tersebut;

Penyebab Anak Menjadi Nakal Dan Tak Terarah

·         Environmental yang tidak menjadi support system

Remaja memiliki perkembangan emosi yang labil, mereka akan lebih banyak mengamati dan meniru sekitarnya. Meskipun ada banyak informasi yang diterima tentang tidak sebab akibat dari sebuah perbuatan namun yang terjadi di lingkungannya tidak seperti itu sehingga ia condong hanya melakukan sesuai arus dengan apa yang ada di sekitarnya. Sebagi contoh, anak tinggal di dalam lingkungan dimana semua orang hanya bekerja serabutan, saat lelah minum-minuman keras jadi obatnya, karena hal tersebut yang selalu disaksikan maka anak akan berpikir bagaimanapun ia berusaha pekerjaan paling baik baginya hanya terus berusaha menggunakan ototnya tidak pakai otaknya, sehingga saat berada di sekolah hanya focus untuk anggar kekuatan yang dimiliki. Latar belakang inilah yang akan membawa karakter dan daya adaptasi anak akan berbeda sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya.

 

·         Tidak merasakan kehangatan keluarga.

Banyak kisah kenakalan remaja yang muncul karena keluarga yang broken home, tidak melulu broken home hingga orang tua bercerai namun kehadiran ayah dan ibu yang tidak memberikan kasih sayang yang baik juga akan mempengaruhi kehadiran anak. Sebegitu besarnya presentasi dari kasih sayang dan kehadiran orangtua yang mendukung. Anak yang sukses di dalam pendidikannya kebanyakan memiliki keluarga, ayah dan ibu yang sangat hadir dalam proses perjalanan hidupnya. Ada anak berhasil dalam dunia pendidikannya namun ternyata tidak memiliki kehangatan dalam keluarganya juga, sebenarnya mereka adalah anak-anak yang punggungnya sangat kuat dan kokoh mampu menghandle dirinya untuk masa depannya yang cerah.

 

 

 

·         Orang tua yang tidak menyiapkan kebutuhan lahir batin anaknya

Banyak orangtua yang salah menfsirkan tentang membesarkan anak hanya sekadar kebebasan finansial, sampai lupa kehadirannya sangat diperlukan. Keluarga kecil sederhana yang hangat akan nilai pengajaran keluarga jug sudah cukup mecetak generasi hebat masa depan. Apalagi kalau menjadi orangtua yang memberikan dua hal itu pada anak-anaknya, finansial dan kasih sayang adalah idaman seorang anak yang sudah dewasa sepertinya. Hahaha seperti bagaimana netizen merasa ingin terlahir kembali menjadi seorang Rafatar atau Cipung. Ahhahah

Berbicara tentang solusi kenakalan remaja adalah berbicara tentang bagaimana seharusnya menyiapkn orangtua yang siap menjadi ayah dan ibu, siap terhadap segala tumbuh dan kembang anak-anaknya. Namun bagaimana jika case-nya remaja tersebut sudah berada di ranah kenakalan yang sulit sekali untuk diberikan pengarahannya? Sangat kompleks sekali kalau membahas hal ini, namun ada beberapa pendekatan yang bisa kita lakukan terhadap anak.

Pendekatan HEART-TO-HEART UNTUK KENAKALAN REMAJA

1.      Pahami Kondisi Anak Dan Tempatkan Kita Di Posisinya

Seberapa banyakpun nasehat yang kita lontarkan kepada anak, kalau kita hanya memakai sudut pandang rasional kita maka akan sulit diterima oleh anak, karena nasehat itu akan terdengar sebagai judgemental kepada dirinya tanpa kita tahu apa yang sedang kita rasakan. Sebelum memvonis tindakan anak aka kita perlu memahami dahulu apa motifnya. Empati yang lebih perlahan akan membuka hati anak untuk menerima kehadiran kita. Jangan biarkan mereka hanya menganggap kita sebagai seseorang yang hanya menilai.

 

2.       Talk about feeling, tanyakan apa yang sebenar-benarnya anak rasakan atas kondisinya.

Kebanyakan kita hanya mempertanyakan tentang logika kebenaran yang seharusnya anak tanyakan, mari coba gunakan pendekatan dengan menanyakan apa yang sebenarnya anak rasakan selama ini dan bagaimana selama ini perasaan itu membersamainya.

 

3.       Menjadi pendengar yang baik untuk anak.

Anak – anak dengan kondisi yang masih labil seringkali masih merasa paling benar dan sulit menerima nasehat karena belum masih dalam masa penerimaan dan pencarian jati diri. Menjadi pendengar yang baik, truut berempati akan kisah anak. Cukup itu saja kadang, tanpa nasihat yang menohook seolah kita selalu menghujaninya dengan ceramah saja. Dan rutin meannyakan kondisinya.

 

4.       Ajak anak untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan positif sebagai pepektif sebagai sahabatnya.

Setelah anak merasa nyaman dnegan kehadiran kita, maka perlahan kita kaanmenempati hatinya sehingga mudah bagi kita untuk memberikan pengarahan atau ajakan kepada anak untuk melakukan dorongan kegiatan yang baik. Seperti mulai langsung mengajak anka untuk sholat bersama,datang ke acara pengajian remaja, dan melibatkan anak dalam acara kepanitian. Kegiatan-kegiatan positif ini perlahan akan mempengaruhi emosi anak menjadi stabil dan focus mengembangkan dirinya.

 

5.       Kunci utamanya adalah menjadi sahabat yang baik dan asyik.

Untuk bis atetap keep in touch kepada remaja kit ajuga harus update pengetahuan tentang kebiasaan dan tren apa yang sedang marak pada mereka. Dengan emanfaatkan pendekatan ini akan terhubung kecocokan percakapan yang membuat anak merasa kita tidak hanya sebagai pembimbingnya namun juga sebagai sahabatnya.

Poin yang tidak boleh dilupakan adalah tetap memberikan rules akhlak untuk tetap berada di ranah sopan santun, banyak anak sekarang yang semakin dkeat dan akrab namun prilakunya semakin menyepelekan adab terhadap orang yang lebih tua.

Perjalanan panjang merawat generasi agar tumbuh sehat dan kuat memang tidak mudah, namun jug abukan berarti kita berhenti untuk memberikan cara-cara terbaik dalam menyehatkan generasi ini. Semangat untuk kamu yang sedang mengahdapi masa sulit menemukan jati diri, atau masa terberat untuk tetap go to forward terhadap masa depan kamu. Jug asemangat untuk para pendidik yang yang tak pernah lelah menyalakan api semangat dari ilmu-ilmu yang diajar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LIKA-LIKU PERJALAN SKINCARE UNTUK KULIT KERING VERSI ASA

PUISI AKSARAMAYA PADA MASANYA

Berani Mengambil Resiko atau Ingin Lari dari Permasalahan?