OASE ISTIMEWA DARI “NEGERI 5 MENARA” YANG BISA BUAT KAMU JADI PECINTA BUKU

Apa yang akan kamu lakukan jika secara tiba-tiba kamu diletakkan
didaerah yang sangat asing bagi kamu? Perubahan yang sangat besar terjadi sejak
kamu berada di tempat yang berbeda. Kamu dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan lingkungan yang baru. Pada
mulanya pasti sangat tertatih-tatih untuk menyesuaikan irama langkah gerak
dengan keadaan yang baru.
Begitulah kondisi pandemi yang telah mengguncang dunia, merebak
seantero bumi, dan bergerak tanpa memandang apa dan siapa, pergerakannya
seiring dengan langkah manusia, menyisakan jejak-jejak kasat mata yang
meninggalkan ketakutan pada setiap manusia. Perubahan drastic yang memaksa
kehidupan manusia beralih alur aktivitas membuat banyak kalangan yang tak siap
dengan gelombang perubahan besar ini menjadi tereliminasi dari barisan gagah
yang bertahan hidup. Jika kita menilik ulang pada masa awal merebaknya
coronavirus-19 di Indonesia, dilansir dari laman bbc.com, sejak kasus positif
pertama di Indonesia diumumkan pada awal Maret 2020, lebih dari 727.000 warga
Indonesia dikonfirmasi mengidap Covid-19, terhitung sampai juni 2020 tercatat
lebih dari 21.703 orang di negera Indonesia yang sudah kehilangan nyawa. Jumlah
ini tentunya hanya puncak gunung es saja, hanya yang terdata karena faktanya
ada lebih banyak lagi kasus yang terjadi di masyarakat.
Hal ini membuat rasa takut, cemas, khawatir, dan menurunnya
semangat dalam beraktivitas mulai menjalar pada sendi-sendi kehidupan
masyarakat. Bukan hanya masalah kesehatan saja yang mereka khawatirkan tapi
kemudian berturut-turut masalah sosial masyarakat dan perekonomian yang semakin
menghimpit setiap keluarga yang ada. Siapapun mulai diserangoleh penyakit yang
bahkan lebih dekat dari sekadar CoronaVirus-19, banyak yang mulai Panic attack,
rasa takut akan menghadapi situasi yang krisis ini justru menjadi lebih besar
daripada rasa semangat untuk menghadapinya. Dimulai dari belanja kebutuhan
rumah tangga secara berlebihan, memborong perangkat medis dengan gila-gilaan,
sampai rela membayar mahal oknum pejabat untuk sekadar membeli penangkal Corona
yang dianggap mampu meloloskannya dari situasi sulit ini.
Seiring langkah perjalanan pandemi ini, sisitem pendidikan yang
mengambil alternative lain, perekonomian yang melilit pinggang hanya untuk bisa
makan demi sesuap nasi, social masyarakat yang melahirkan stigma jahat dan
curiga terhadap sesame adalah haru biru perjalanan pandemic ini. Lalu bagaimana
caranya kita bisa bertahan dalam situasi sulit ini? Bagaimana kita menghadapi
arus perubahan besar ini? Lalu dari mana kita harus memulai langkah untuk siap
menghadapi semuanya? Kapan kita boleh merasa tenang atas situasi yang sempat
mencekam ini?
Untuk menjawab beberapa pertanyaan itu, kita bisa menarik benang
merah dari semuanya, benang merah sebagai titik awal kita bergerak untuk mampu
menghadapi arus perubahan besar ini yaitu dengan The Art Self Love in
Your Life. Sebuah seni mencintai diri sendiri dalam kehidupan yang dipenuhi
dengan ketidakpastian, dalam kehidupan yang selalu menuntut kita untuk
bertahan, dan dalam kehidiupan yang sedang panas-panasnya untuk menyeleksi
siapa saja yang pantas berjalan dengan langkahnya.
Hakikat mencintai diri sendiri ini adalah memberikan ruang terhadap
diri kita untuk mampu melihat apa yang sebenarnya kita butuhkan daripada hanya
apa yang kita inginkan. Saat menyadari apa yang sebenarnya kita butuhkan maka
insting dan naluri kita akan mulai merekonstruksi apa saja yang seharusnya kita
lakukan dengan cermat dan tenang. Kita berpacu pada hal-hal prioritas yang akan
kita lakukan sehingg mampu meminimalisir hal-hal buruk yang datang dari luar
diri kita.
Mencintai diri sendiri di tengah situasi pandemic ternyata bukan
hal yang cukup sulit karena saat ini pesatnya Covid-19 juga dibersamai dengan
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi. Kehidupan seorang insan juga
tidak bisa terlepas dari aspek kehidupan pendidikannya, kesehatannya,
perekonomiannya, dan social masyarakatnya. Sehingga apa yang terjadi pada diri
sendiri tentu akan mempengaruhi aspen kehidupan yang lainnya, dalam artian
medan magnet yang memiliki kekuatan besar untuk menarik magnet-magnet itu maka
apabila medan magnetnya rusak akan terganggu pula hubungan yang terjadi anatar
medan magnet tersebut dengan benda yang bermuatan magnet itu.
Kita bisa memulai mengambil tindakan untuk Self love dengan
Konsep 119 dalam upaya mencintai diri sendiri di masa pandemi. Konsep 119 adalah sebuah perhitungan perbandingan bernilai lurus, Melakukan 1 hal yang
belum pernah dilakukan, mencatat 1 hal yang harus diperbaiki, dan menulis 9 hal
yang akan kamu lakukan dalam jangka waktu tertentu. Konsep 119 ini menjadi
efektif jika kita dengan benar dan rutin untuk memantau perkembangan diri kita,
khususnya sebagai bentuk mencintai diri sendiri. Dan konsep ini bisa diterapkan
dalam aspek kehidupan kita agar tetap selaras, seimbang, dan sejalan dengan apa
yang kita butuhkan. Bagaimana cara menerapkan konsep ini dalam aspek kehdiupan
kita? Berikut adalah pemaparannya langkah mencintai diri sendiri di masa
pandemic yang bisa kamu lakukan:
1.
Aspek
kesehatan
Kesehatan menjadi hal yang krusial pada bentuk mencintai diri
sendiri, bagaimapun juga tanpa dukungan tubuh yang sehat sangat sulit bagi kita
untuk melakukan banyak hal yang kita suka.
-
Mulai
dengan melakukan satu hal yang belum pernah kamu lakukan untuk mendukung
kesehatanmu. Seperti bangun pagi kemudian berolahraga, minum vitamin sebelum
memulai harimu, dan bentuk lainnya. Hal ini juga snagat mendukung aksi
mencintai diri sendiri di masa pandemic. Bagaimanapun juga kesehatan kita dalah
yang nomor satu.
-
Mencatat
satu hal yang harus kamu perbaiki. Seperti, mengurangi mengkonsumsi makanan cepat
saji, berhenti minum alcohol, dan lain sebagainya. Sudah semakin sadar, kan?
Ternyata selama ini kita sangat tidak peduli terhadap diri sendiri.
-
Menulis
9 hal yang akan kamu lakukan. Manusia adalah makhluk ayag paling sering
mengalami lupa. Maka uapay kita adalah dengan mencatat setidaknya 9 hal apa
yanga akan kita lakukan. Setelah mencatat 9 hal ini kita bisa melihat mana yang
harus kita prioritaskan. Seperti, olahraga pagi, jemput adik ke sekolah,
menanam bunga baru, membuat notulen kuliah hari ini, merangkum materi sebelum
ujian, membuat kesimpulan setelah baca buku, dan beberapa hal lain yang akan
kamu lakukan.
Mudah,
bukan?
2.
Aspek
pendidikan
Pendidikan saat pandemic adalah pendidikan yang merdeka. Jika
sebelum kuliah kamu hanya berkutat pada kegiatan sekolah, maka pada masa
pandemic kamu bisa memilih sendiri pelajaran apa yang akan lebih kamu
kembangkan. Kemampuan apa yang ingin kamu asah. Jika kita melihat dari aspek
ini, maka sisi pandemic justru banyak membrikan kita ruang untuk emngembangkan
diri, ruang untuk mengeksplorasi minat dan bakat yang kita punya.
Masukkan pada Konsep 119 : seperti, mengikuti webinar pengembangan
diri, memperbaiki kebiasaan buruk tidak memperhatikan saat pemateri sedang
menerangkan, lalu untuk 9 hal to do list itu kita bisa memasukkan semua
hal yang mendukung progress kita dalam pendidikan.
3.
Aspek
perekonomian
Memiliki penghasilan sendiri adalah hal yang ingin dilakukan setiap
orang, namun di situasi sulit ini menjadi tantangan yang semakin bertambah
untuk tetap bertahan pada kestabilan ekonomi. Namun bukan hal yang tidak
mungkin jika kita mulai mereka ulang diri kita untuk bekerjasama memapankan
diri. Di situasi yang sulit ini kita bisa mulai dengan : Menawarkan kebutuhan
jasa yang kita punya kepada orang lain seperti menulis, desain grafis dan
sebagainya. Lalu kita mulai dengan menghemat pengeluaran, membeli yang
dibutuhkan bukan yang diinginkan. Lalu catat 9 hal yang akan kita lakukan untuk
menunjang perekonomian kita.
4.
Aspek
Sosial Masyarakat
Meski di situasi pandemic ini kita dipaksa untuk merentangkan jarak
kepada orang lain bukan berarti kita juga harus merentangkan silaturahmi kepada
orang lain. Hubungan baik terhadap orang lain tetap harus dijaga, berbagi
kebaikan kepada orang lain akan membuat hdiup kita menjadi lebih berarti.
Puncak mencintai diri sendiri adalah saat kita tak sungkan berbagi inspirasi
kepada orang lain. Mari kita mulai dengan mengikuti campaign kegiatan
online, berbagi sedikit yang kita punya meski terlihat kecil di mata kita bisa
jadi telihat besar di hadapan orang yang menerimanya. Lalu jangan bosan untuk
mencatat 9 hal yang akan kita lakukan untuk mendukung jiwa sosial kita tetap
tumbuh meski dalam situasi yang berat sekalipun.
Hingga sampailah kita pada fase mencintai diri sendiri dengan
melakukan kebaikan untuk orang lain.
Saat kita mulai menerapkan konsep 119 ini dalam sendi-sendi
kehidupan kita, secara bersamaan kita sedang merawat kebaikan-kebaikan dalam
diri kit auntuk tetap tumbuh, merawat sisi kemanusiaan kita yang mulai gersang
oleh ego mementingkan diri sediri. Perlahan tapi pasti jika konsep 119 ini
senantiasa untuk terus diberi ruang untuk tumbuh maka kita setidaknya telah
menyelamatkan satu orang, menyelamatkan satu orang dari keadaan pandemi ini,
yaitu menyelamatkan diri kamu sendiri. Karena kesadaran mencintai diri sendiri
adalah tanah yang subur untuk menumbuhkan jiwa yang sehat dan kuat di tengah
terpaan keadaan buruk yang datang.
Pandemi sangat merubah segalanya, semuanya kacau. Tetapi bagaimanapun juga kita harus bangkit. Jadikan awal tahun depan sebagai titik balik agar kita bisa lebih baik kedepannya.
BalasHapusBagaimana kita mulai maintenance kesehatan dengan rajin berolahraga, bagaimana kita mulai menambah ilmu dengan mempelajari hal baru atau memperkuat ilmu yang dimiliki serta koneksi sosial yang mungkin ingin ditingkatkan.
Sepertinya aku sudah mulai kepikiran untuk konsep 119 ini. Cocok untuk yang punya resolusi tahun depan akan berubah menjadi lebih baik.
Betul kak, saya juga semakin hemat dalam pembelanjaan pos harian di keluarga saya. Intinya tidak boros, membeli segala sesuatu sesuai kebutuha saja, bukan karena keinginan semata yang macem2.
BalasHapusYes exacty, pandemi berpengaruh banget di setiap aspek kehidupan saya. Saya jadi lebih aware soal kebersihan badan, lingkungan dan makanan. Selain itu juga jadi lebih ketat mengatur keuangan dan nggak boros. Jadi lebih peduli dengan keadaan orang terdekat. Ya anggap saja itu hikmah yang bisa kita ambil. Nice post
BalasHapusHidup di tengah pandemi emmang membuat kita dilemparkan ke sebuah tempat asing yang baru. Benar-benar harus bisa bertahan dan berjuang. Jangan sampai lupa dengan diri sendiri karena sibuk dengan yang lainnya. Mencintai diri sendiri tetap penting sebagai upaya mensyukuri nikmat hidup yang telah Tuhan berikan.
BalasHapus
BalasHapusAh, pandemi telah mengubah banyak sekali situasi dari situasi baik situasi buruk. Namun, kita tidak boleh hanyut dan segera memperbaikinya.
Makanya saya berminat menerapkan metode 119 ini.
Terutama dari segi.kesehatan. Soalnya selama masa pandemi, kebiasaan mager saya makin menjadi-jadi, hahaha.
Saya kok tiba tiba teringat dengan serial the walking dead tentang kepunahan dunia. Untungnya kita tidak sampai seperti itu ya. Intinya kita harus bisa adaptasi di tengah pandemi
BalasHapusNgga terasa udah 2 tahunan ya pandemi. Memang benar kata Prof. Wiki, manusia punya kemampuan beradaptasi. Sekarang kitab sudah hidup bersama COVID-19. Biar tetep waras emang perlu melakukan hal-hal seperti yg sudah diuraikan di sini ,
BalasHapusBener banget mbak, sebenarnya ketika kita berusaha menyelamatkan diri sendiri, kita juga sedang menyelamatkan orang lain. Terimakasih atas remindernya, semoga saya juga bisa menerapkan konsep 119 ini.
BalasHapusHakikat mencintai diri sendiri adalah memberi ruang terhadap diri untuk melihat who trully i am. Duh, jadi ingat lagunya Mulan. Hehehe.
BalasHapusKalo sudah cinta dan menerima diri, kita merefleksikan diri kita terhadap sekitar kita juga positif jadinya ya mba. Penyakit-penyakit hati bisa hilang semuanya.
Pandemi ini memang membawa perubahan besar dalam segala bidang.
BalasHapusKonsep 119 untuk mencintai diri sendiri, boleh juga nih di coba untuk dipraktikkan
iyesss.. nemu ilmu baru 119 .. melakukan satu hal yang belum pernah dilakukan, mencatat 1 hal yang akan di perbaiki dan 9 hal yang akan dilakukan dalam jangka waktu tertentu.. bisa dipraktikkan ini
BalasHapusBanyak cara yang bisa dilakukan ya kak,supaya kita pun dirumah juga gak mudah stres yang berdampak ke orang sekitar. Dan sebisa mungkin lakukan hal positif dirumah yang membuat pikiran kita teralihkan agar gak stres
BalasHapusMencatat 9 hal yang akan dilakukan, kemudian menyusun skala prioritas ini cocok banget. Karena pada akhirnya dalam sehari aku tuh paling pol bisa menyelesaikan 3-5 pekerjaan saja. Itu juga sudah lengkap kerjaan kantor dan keluarga
BalasHapusBerada di daerah yang asing, ah aku jadi inget filmnya Tom Hanks yang Cast Away hehe. Kadang memang di kondisi mepet kita bisa berbuat lebih ya kak. Eh, tapi aku tertarik banget nih sama konsep 119, bakal dicoba deh
BalasHapus