OASE ISTIMEWA DARI “NEGERI 5 MENARA” YANG BISA BUAT KAMU JADI PECINTA BUKU

Gambar
Buku adalah jendela dunia, begitu kalimat yang sering kita dengar dan banyak digaungkan. Bukankah seru rasanaya saat melihat tumpukan buku yang beragam warnanya dan kita bisa menjelajah dunia dengan jendela-jendela itu. Ya walaupun hanya sekadar mengintip dari bilik jendelanya saja. Walaupun sudah diberikan gambaran kalau buku merupkan jendela dunia tapi kalau kita tidak memiliki kunci jendelanya, atau tidak mengetahui cara membuka jendelanya maka sama saja dasarnya kita gagal menjelajah dunia. Dan tahukah kamu apakah kunci dari jendela itu? Kuncinya adalah membaca. Ya kunci yang simple dan ringan, namun selalu sulit dilakukan dengan ragam alasannya. Membaca itu juga didasarkan pada kebutuhan individu, apa yang sedang benar-benar dibutuhkan untuk tambahan informasi yang sedang dicarinya, berbicara tentang dunia buku dan baca kita kanmenjumpai ragam orang dengan karakter yang berbeda. Ada yang tipe membaca semua buku, tak memiliki kriteria khusus dalam memilih buku, tipe ini sudah t...

30HBC2202 : MEMILIH RAGAM MEMORI DENGAN KENANGANNYA

Dokumentasi Pribadi



Hingga lantunan merdu dari masjid berkumandang, aku masih terjaga dari raga yang belum terlelap. Aku masih berkutat dengan ribuan foto yang tersimpan di galeri cadangan. Ada begitu banyak gambar, dengan berbagai ragam jepretan, rasa yang terkandung dalam foto juga sangat banyak.

Melihat satu potongan gambar seperti sedang menonton tayangan kisah berkepanjangan. Kemudian jari-jemari tak hentinya menari menyusuri lemari nostalgia yang selalu dikunjungi saat sedang patah hati atau merindukan perasaan tertentu pada masa dituju.

Setelah menyudahi silaturahmi pada bilik-bilik galeri, aku mulai memilah mana gambar yang mampu kuceritakan tentang perasaan yang ada di dalamnya. Sangat banyak. Butuh waktu tiga kali untuk mondar-mandir memutuskan mozaik mana yang hendak dideskripsikan.

Ada dari kotak penyimpanan Camera, Bluetooth, Browser, dan cukup banyak dari Download setelah sebelumnya aku juga menyusuri beberapa momen yang disimpan dalam tautan google drive. Sungguh sangat mengharu biru menjelang waktu subuh.

Selain memilih gambar berdasarkan momen dan rasa yang terkenang, aku juga memilah foto berdasarkan resolusinya. Hahahaha, jujur saja, kualitas gambar ternyata memberi warna tambahan pada rasa dan asa yang tersemat di sana. Meskipun tidak bisa dielakkan bahwa perasaan yang sangat berkesan tidak akan mengurangi nilai rasanya meskipun hanya ter-capture pada permukaan gambar abstrak yang tak dimengerti.

Terlebih, Wanika yang sebelum hari ini adalah pecinta jepretan abstrak. Sungguh sangat abstrak sampai ada seorang sahabat yang kaget dengan isi galeri ponsel wanika yang isinya seperti sampah yang harus dibersihkan terlebih saat penyimpanan ponsel sedang penuh. Tapi Si Asa ini tetap mempertahankan untuk tidak menghapus foto-foto abstrak itu. Nanti akan kuceritakan salah-satu keabstrakannya.

Menetapkan satu rasa pada gambar, kemudian menceritakannya dengan perasaan lapang seperti menghidupkan semangat yang padam, membebaskan beban yang selama ini tak pernah lepas, dan mengekspresikan diri dari kehidupan yang kaku, kehidupan yang kadang memaksa kita harus bisa ini itu.

Menerima diri untuk tidak baik-baik saja juga hal baik untuk tetap memberi ruang bagi diri kita menyembuhkan diri.
Ceritakan, meski hanya kamu pendengarnya. Ceritakan, kepada Allah pemilik segala hal.
Inilah pengantar sebelum kota menyusuri setiap babaknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LIKA-LIKU PERJALAN SKINCARE UNTUK KULIT KERING VERSI ASA

PUISI AKSARAMAYA PADA MASANYA

Berani Mengambil Resiko atau Ingin Lari dari Permasalahan?