OASE ISTIMEWA DARI “NEGERI 5 MENARA” YANG BISA BUAT KAMU JADI PECINTA BUKU

Gambar
Buku adalah jendela dunia, begitu kalimat yang sering kita dengar dan banyak digaungkan. Bukankah seru rasanaya saat melihat tumpukan buku yang beragam warnanya dan kita bisa menjelajah dunia dengan jendela-jendela itu. Ya walaupun hanya sekadar mengintip dari bilik jendelanya saja. Walaupun sudah diberikan gambaran kalau buku merupkan jendela dunia tapi kalau kita tidak memiliki kunci jendelanya, atau tidak mengetahui cara membuka jendelanya maka sama saja dasarnya kita gagal menjelajah dunia. Dan tahukah kamu apakah kunci dari jendela itu? Kuncinya adalah membaca. Ya kunci yang simple dan ringan, namun selalu sulit dilakukan dengan ragam alasannya. Membaca itu juga didasarkan pada kebutuhan individu, apa yang sedang benar-benar dibutuhkan untuk tambahan informasi yang sedang dicarinya, berbicara tentang dunia buku dan baca kita kanmenjumpai ragam orang dengan karakter yang berbeda. Ada yang tipe membaca semua buku, tak memiliki kriteria khusus dalam memilih buku, tipe ini sudah t...

Let’s Read.. Membaca Adalah Petualangan Yang Menyenangkan




Mari kita mulai...

Membaca adalah petualangan yang sangat menyenangkan, pengalaman setiap orang yang menjadi suka baca, mau baca, dan cinta baca juga merupakan perjalanan dari petualangan membaca itu sendiri. Uwuuuw banget pokoknya. Bahkan nih ya, banyak orang yang jadi suka baca karna membaca kisah-kisah orang lain tentang awal mula jatuh cinta pada buku. Jadi kek pesan berantai gitu sih sebenarnya.. Karna orang lain bisa mendapat hikmah dan pelajaran dari apa yang didapatkan orang yang lain juga.

Tentang membaca adalah petualangan, aku mau cerita nih tentang pengalaman, perjuangan, dan  penantian untuk bisa membaca buku, cukup dramatis sih. Uwhwhwhwh

            Aku inget banget pertama kali mulai tertarik dengan buku dan bacaan-bacaan itu adalah saat diriku kelas 2 SMP, tinggal di wilayah perkamungan membuat warga masyarakat dan anak-anaknya gak terlalu memikirkan perihal buku, ya buku belum menjadi kebutuhan utama bahkan dalam pendidikannya juga, semuanya ya hanya sebatas belajar pelajaran di sekolah. Tahun 2012, kelas 2 Tsanawiyah pada saat pelajaran bahasa Indonesia. Ada potongan kisah yang menarik hati. Tentang perjuangan sekolah Muhammadiyah yang hampir saja ditutup kalau tidak memenuhi target minimal murid. Untuk pertama kalinya anak kecil yang tidak tertarik dengan buku ini merasa sangat penasaran, juga merasakan perasaan mencekam dengan kisah yang ada di buku tersebut. Pasti temen-temen semua sudah menerka.. Iya benar sekali.. Itu adalah kisah Laskar Pelangi. Sayangnya saat itu dalam buku Bahasa Indonesia tersebut kisah Laskar Pelangi hanya sepenggal saja, padahal rasa ingin tahu dengan kelanjutan kisahnya sudah sampai ubun-ubun.

            Nah, ada hari-hari berikutnya, aku selalu membicarakan kisah sekolah Muhammadiyah itu kepada siapapun, berharap mereka memiliki buku lengkapnya, ya akhirnya aku mengenal bahwa ternyata Laskar Pelangi adalah sebuah novel. Maklum saja, waktu itu baru menduduki kelas 2 SMP dengam pengetahuan yang sangat-sangat minim. Lama kelamaan mencari novell Laskar Pelangi itu diriku juga membaca banyak buku, kebanyakan adalah buku-buku tua yang sudah lecek milik para orangtua yang sudah tidak membaca bukunya lagi.

Semesta seperti mendukung, lalu diriku bertemu dengan seorang Paman yang memang kerjanya di daerah perkotaan, lebih tepatnya lagi, beliau kerja pasar pagi, setiap harus selalu membawa banyak koran-koran yang harinya sudah kadaluarsa, semenjak aku bercerita tentang ketertarikanku dengan buku, Paman semakin sering membawa pulang buku-buku lain, tidak hanya Koran, ada Majalah Bobo, komik anak, buku-buku dongeng dan beberapa buku tentang politik. Semuanya usang, kata paman ia membelinya di pasar loak. “ Yang penting tulisannya masih bisa dibaca dan harganya murah”. Begitu kata Paman. Aku terus membaca banyak hal dan sesekali tetap berusaha menemukan buku Laskar Pelangi. Kesan pertama yang sangat mendalam tentang buku tersebut.

            Semua berjalan sebagaimanna seharusnya, saat  bertemu dengan orang-orang baru ditempat yang baru, Laskar Pelangi selalu kujadikan topik, di perkemahan Jambore, Laskar Pelangi selalu kusisipkan, berharap mereka punya bukunya atau bisa memberitahu aku dimana bisa membacanya. Betapa berharganya kisah Ikal dan teman-temannya sampai aku hampir 3 tahun berusaha mengetahui kisahnya tapi tak pernah sampai. Ternyata Laskar Pelangi sudah ada filmnya, waktu mendengar itu aku sangat antusias, tapi ada saat itu keluarga kami bahkan belum memiliki televisi, harus menonton ke rumah tetangga yang memiliki TV, tapi itupun kalau beruntung bertepatan dengan tayangnya film tersebut.

Tahun 2015, saat mulai sekolah ke jenjang menengah atas, diriku mulai sekolah di daerah perkotaan. Buku tersebut tetap menjadi bagian dari misi yang harus diselesaikan. Ternyata tetap tidak mudah, bertemu dengan teman-teman baru yang beragam juga belum mendapat jawaban dan keberadaan buku yang bisa dibaca. Sampai tahun 2016, kelas 2 SMA, tanpa disangka-sangka, pada deretan buku loak aku menemukan buku yang berjudul Sang Pemimpi, Laskar Pelangi dan tetralogi lainnya. Tahun 2016 akhirnya diriku bisa menuntaskan bacaan tersebut. Lega, bahagia, terharu, dan merasa sangat luar biasa dengan kisahnya. Betapa sulitnya untuk membaca buku yang kita inginkan dan juga buku-buku yang lainnya.

Oh iya, pada saat itu aku sama sekali tidak pernah berpikir bahwa bisa membaca buku melalui HP, atau aplikasi-aplikasi khusus yang bisa diakses dengan mudah untuk membaca buku, jadi ya hanya berpaku ada buku fisik saja. Dewasa ini aku baru paham ternyata membaca itu semakin mudah, membaca menjadi sangat menyenangkan.



Menjadi seorang guru, mengajarkan ilmu yang dititipkan kepada kita ini menjadi sarana diriku juga untuk menebarkan tentang kenikmatan membaca, mulai membudayakan membaca kepada anak-anak. Terkadang mikirnya gini “ Mereka gak boleh kesusahan untuk nyari bukunya”. Dan sekarang makin mudah banget mengajak anak-anak untuk membaca, meskipun menjadi tantangan tersendiri karna anak-anak yang dibimbing saat ini merupakan generasi alfa yang  mulai mereka membuka mata itu ya yang dilihat adalah handphone. HP menjadi kebutuhan utama dan makanan sehari-hari melebihi kewajiban makan 3 kali sehari. Tantangan-able banget deh, sebagai pendidik harus paham dengan alternatif yang bisa diberikan pada anak-anak, mendidik anak-anak sesuai zamannya begitulah bahasanya.


Salah satu akses kemudahan adalah dengan mengenalkan aplikasi baca buku anak yang menarik melalui aplikasi Let's Read, anak-anak jadi tertarik dan seneng banget, bahkan bisa belajar banyak bahasa. Kisah-kisah didalamnya yang bervariasi membuat anak-anak tertarik baca lagi dan lagi, iya mereka berpetualang melalui bacaan itu. Sembari menceritakan pengalaman diriku yang sulit sekali untuk sekadar membaca buku membuat mereka makin tertarik untuk banyak membaca.




Dengan kemudahan di era digital ini untuk mengakses buku dimana saja dan kapan tentunya bisa menjadi solusi untuk para orangtua yang merasa kehabisan cara untuk menjauhkan anaknya dari gadget, recommended banget menggunakan aplikasi Let's Read ini untuk mengajak anak mulai membaca kisah-kisah petualangan, dan kisah-kisah lainnya, karna hal tersebut juga bisa menjadi alternatif untuk generasi alfa yang kecanduan bermain gadget dan game.

 


Untuk download aplikasi Let's Read kamu bisa Klik di sini



Terimakasih sudah mampir ke blog Dunia Wawa

Komentar

  1. Terharu deh baca ceritamu say, senangnya akhirnya bisa menemukan Laskar Pelangi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huhuhuhu iya mbak Dewi.. Rasanya seperti menemukan harta karun

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LIKA-LIKU PERJALAN SKINCARE UNTUK KULIT KERING VERSI ASA

PUISI AKSARAMAYA PADA MASANYA

Berani Mengambil Resiko atau Ingin Lari dari Permasalahan?