OASE ISTIMEWA DARI “NEGERI 5 MENARA” YANG BISA BUAT KAMU JADI PECINTA BUKU

Gambar
Buku adalah jendela dunia, begitu kalimat yang sering kita dengar dan banyak digaungkan. Bukankah seru rasanaya saat melihat tumpukan buku yang beragam warnanya dan kita bisa menjelajah dunia dengan jendela-jendela itu. Ya walaupun hanya sekadar mengintip dari bilik jendelanya saja. Walaupun sudah diberikan gambaran kalau buku merupkan jendela dunia tapi kalau kita tidak memiliki kunci jendelanya, atau tidak mengetahui cara membuka jendelanya maka sama saja dasarnya kita gagal menjelajah dunia. Dan tahukah kamu apakah kunci dari jendela itu? Kuncinya adalah membaca. Ya kunci yang simple dan ringan, namun selalu sulit dilakukan dengan ragam alasannya. Membaca itu juga didasarkan pada kebutuhan individu, apa yang sedang benar-benar dibutuhkan untuk tambahan informasi yang sedang dicarinya, berbicara tentang dunia buku dan baca kita kanmenjumpai ragam orang dengan karakter yang berbeda. Ada yang tipe membaca semua buku, tak memiliki kriteria khusus dalam memilih buku, tipe ini sudah t...

Kamu Harus Tahu ! Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membangun Sebuah Komunitas


Membangun komunitas dengan tujuan untuk kebaikan bersama adalah impian setiap orang. Terlebih lagi visi dari suatu komunitas memang diharapkan mampu terlaksana sejalan dengan misi yang telah direncanakan.

Dalam membangun komunitas banyak hal-hal yang harus kita perhatikan dan kita persiapkan. Termasuk juga langkah awal yang akan kita ambil.

Nah, disini kita akan coba sharing dan kupas satu-satu ya. Pemaparan disini adalah berdasarkan pengalaman penulis dan masukan dari beberapa orang yang ditetuakan dan mumpuni dibidangnya.

Banyak orang dalam membangun sebuah komunitas terlalu fokus pada program-program luar biasa yang akan dijalankan sampai lupa satu hal? Apa itu? Yaitu penyatuan persepsi pada setiap anggotanya. Persepsi disini adalah meleburnya asumsi-asumsi untuk perkembangan dan kemajuan yang akan dibangun dalam menjalankan komunitas ini kedepannya--maafkan bahasanya yang sulit dipahami--. Hal ini harus lebih ditekankan dalam menjalankan komunitas yang bergerak pada aspek kegiatan offline. Dimana semua anggotanya atau partisipannya akan berperan aktif didalamnya menjalankan roda misi dari setiap program kegiatan yang telah dicanangkan.
Bayangkan apabila suatu komunitas bergerak di dalam masyarakat dengan banyaknya program-program kegiatan yang siap menunggu dijalankan. Namun, gairah partisipannya untuk menjalankan program tersebut tidak ada. Setiap oknumnya justru ingin bergerak masing-masing tidak ada kesatuaan persepsi atau titik tengah yang bisa menyatukan segala perbedaan persepsi dan asumsi yang dimiliki.

Komunitas yang dibangun adalah komunitas yang dilatarbelakangi oleh bakat dan minat yang sama. Sehingga pelaksanaan dari visi dan misi mampu tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Namun apakah mempertahankan komunitas cukup dengan membuat kegiatan-kegiatann bersama saja?

Menurut Miki Agrawal seperti dilansir dari inc.com, terdapat 7 cara untuk menjaga komunitas kita tetap tumbuh dan berkembang, yaitu: 

1.      Menunjukkan Kegembiraan Saat Bertemu Dengan Anggota-Anggota Di Komunitas

Ketika kita menunjukkan kegembiraan dan rasa bahagia kita pada mereka, maka hal tersebut dapat diterima dengan baik oleh orang lain. Mereka juga turut bahagia dan merasa bahwa kepartisipannya dalam suatu komunitas menjadi hal yang istimewa. Memang tak ubahnya, setiap anggota memiliki andilnya masing-masing dalam memajukan suatu komunitas.

2.      Bebaskan Semua Orang Membagikan Cerita Dan Aspirasinya

Pada dasarnya, setiap orang memiliki hak suara yang ingin diutarakan dan ingin sekali didengarkan, maka berikan mereka ruang untuk mengeluarkan aspirasinya. Misalnya, kita mengadakan acara kopdar secara rutin karena kita ingin mengumpulkan anggota komunitas kita dan setiap anggota memiliki perasaan saling memiliki setelah dibebaskan untuk berbagi cerita. (Ah jadi makin sayang, wkwkwkw).

3.      Lupakan Basa-Basi

Yang harus kita perhatikan dalam melupakan basa-basi disini adalah meninggalkan percakapan-percakapan yang sekadar ingin tahu dan monoton. Cobalah mulai menggali kegemaran dan minat dari seseorang tersebut. Hal ini juga mampu mewarnai percakapan menjadi lebih mengalir. Misalnya saat kita mengatakan “Bagaimana hari anda?” maka lebih baik kita mengatakan “Apa yang menarik dari kegiatanmu hari ini, De?”. Semoga kita bisa menerapkannya.

4.       Berikan Pujian Sesering Mungkin

Memberikan pujian merupakan bentuk apresiasi terhadap hal-hal yang telah dilakukaj oleh anggota komunitas, sekecil apapun yang dilakukannya tetap harus ada apresiasi yang kita berikan. Seperti ketika orang ingin didengar, tentu orang lain juga akan merasa senang saat apa yang dikerjakannya ternyata mendapat perhatian lebih dari orang lain. Maka hal ini bisa didapat dengan memberinya pujian.

5.      Tanamkan Kepercayaan

Dengan memberikan apresiasi dan pujian kepada anggota komunitas, maka itu dapat meningkatkan rasa percaya dirinya. Setelah itu, mereka akan menjadi dirinya sendiri. Faktanya kenapa orang lain tidak menjadi dirinya sendiri adalah karna ia merasa orang lain lebih menghargai dan melihat dirinya saat ia menjadi orang lain. Penerimaan disini bukan pada diri sendiri tapi nyatanya terletak pada kemauan seseorang menerima orang lain apa adanya tanpa menaruh ekspektasi terhadap orang tersebut. Sehingga saat orang lain tidak sesuai ekspektasi kita, kita akan kecewa dan sulit menerima keberadaan mereka. Inilah pentingnya menjadi diri sendiri. Saat mereka sudah yakin dengan kita maka kepercayaan akan penerimaan terhadap satu sama lain akan mulai tertanam. Belajar menjadi diri sendiri itu lebih indah daripada memaksa diri untuk memenuhi ekspektasi manusia lain.

6.      Tantang Anggota  Untuk Melakukan Yang Terbaik

Memberikan pujian merupakan hal yang baik, namun akan lebih baik lagi jika kamu memastikan anggota melakukan hal terbaik yang bisa mereka lakukan untuk diri mereka. Berikan pengawasan terhadap kinerja mereka juga keluasan mereka dalam melakukan sesuatu. Pengawasan berupa bantuan yang bisa anda tawarkan kepada mereka bagaimana melakukan sesuatu dengan goals yang kita harapkan. Keluasan yang diberikan kepada merea berupa kebebasan dan keluasan dalam menyalurkan ide dan gagasannya.

Baca Juga Haruskah Catatan Lusuh Ini Menjadi Buku?

7.       Membangun Hubungan Informasi Dan Sosialisasi Dengan Orang-Orang

Selalu pikirkan siapa orang yang kamu ketahui yang bisa membantu komunitas. Bangunlah koneksi dimana kedua belah pihak mendapatkan keuntungan dan dapat menghasilkan hubungan yang baik. Koneksi yang terbangun mampu menguatkan komunitas. Tapi jangan dilupakan juga bahwa hubungan awal yang paling baik adalah jalinan ukhuwah yang terhubung pada setiap anggota dikomunitasnya. Saat hubungan anggota di dalam sebuah komunitas sudah terjalin erat dan baik, maka untuk menyongsong relasi ke luar menjadi hal yang mudah dan kompetibel.

Jadi, memang tidak mudah untuk mengembangkan dan mempertahankan komunitas, tapi, saat membangun komunitas dengan niat dan tujuan yang baik guna mendapatkan manfaat yang melimpah maka pasti selalu ada jalan untuk mengembangkan komunitas tersebut menjadi komunitas yang membawa banyak manfaat bagi orang di sekitarnya. 

Kamu bisa menerapkan kiat-kiat awal yang telah tertulis diatas. Semoga artikel ini membawa manfaat dan dapat menjadi pengingat untuk kita senantiasa meningkatkan kualitas diri, lalu semakin menyongsong peradaban di luar diri kita. 

Semangaaaat generasi millenial. Terutama para muslimah tangguh yang berjuang membangun peradaban. 

Lelah hari ini untuk kebaikan esok hari.

Sering-sering berkunjung di rumah Dunia Wawa
Yaaaa... 


(Ahad, 26 April 2020. 23:27)

With love wawa 

Komentar

  1. Terimakasih telah menulis ini💓

    BalasHapus
  2. Memberikan pujian sebanyak2nya itu yang kadang banyak orang ngga sadar ya kak bahwa itu sebenernya penting banget. Selain bentuk apresiasi juga bikin anggota komunitas lebih semangat ngga sih. Beda sama yg adem adem bae 😆

    BalasHapus
  3. Saya setuju dgn statement pada poin 7. Bergabung di komunitas akan semakin menambah relasi dan bisa saling sharing informasi. Dan tentunya bisa lebih produktif lagi untuk melakukan berbagai kegiatan positif

    BalasHapus
  4. Paling setuju dengan point membangun sosialisai. Saat menjadi bagian dari komunitas pasti ada salah satu anggota yang sering ilang-ilangan. Kadang ada, sebentar nggak ada. Dan itu jarang disadari di awal. Baik karena msalah internal pribadi maupun masalah di komunitas. Jadi sesama anggota harus saling memahani dan merangkul agar bisa berjalan bersama-sama

    BalasHapus
  5. Tipsnya mantul kak. Seharusnya setiap individu paham betul terhadap poin² tersebut guna komunitas yang di bangun dan di geluti dapat memberikan kenyamanan pada semuanya.

    BalasHapus
  6. No. 7 bener banget, tapi buatku juga yg paling sulit dilakukan hehe

    BalasHapus
  7. Setuju nih. Bergabung dalam komunitas yang punya niat dan tujuan sama memang bikin kita semangat. Tambah relasi, ilmu juga bisa mempererat ikatan silaturahmi antar anggotanya.

    BalasHapus
  8. Poin-poinnya cakep semua, Kak. Aku setuju. Selain itu, kita juga mesti mengenal arah diri sendiri, loh, supaya nggak salah memilih komunitas. Salah di sini bukan tentang bahwa anggota komunitas itu diisi orang baik atau jahat. Tapi lebih ke passion. Jangan sampai kita bergabung di sebuah komunitas yang kegiatannya sebenarnya bukan kita banget. Kita bergabung karena ikut-ikutan. Hasilnya pasti nggak maksimal karena berkomunitas itu kan itikad untuk bertumbuh bersama.

    BalasHapus
  9. Saya suka dengan poin 3 kak. Lupakan basa-basi. Ketika seseorang menawarkan kepada kita mengikuti hobi yang sedang digelutinya. Kita hny akan menjawab dgn basa-basi. Sekedar pelepas tanya. Cobalah kita ikut terlibat di dalamnya. Mana tau dengan mengikutinya akan mendapatkan manfaat yg berlipat.

    BalasHapus
  10. Wah, mantap tipsnya mba. Saya si beberapa tempat belum bisa aktif. Hanya menjadi pengamat. Sepertinya saya harus memilah dan memilih grup atau komunitas apa yang harus saya ikuti ke depannya.

    BalasHapus
  11. Bener banget kalo pujian dan apresiasi akanmeningkatkan rasa percaya diri. Kita jadi merasa dianggap di komunitas tersebut. Apalagi komunitas juga akan menambah banyak koneksi :)

    BalasHapus
  12. Sejak zaman kuliah saya termasuk tipikal orang gemar berorganisasi. Saya senang gabung sama komunitas, tapi ya itu, ada yang awet, ada yang enggak. Salah satu faktor yang bikin saya betah di komunitas adalah pertama emang kekeluargaannya. Hehehe. Kalo cuma ikutan komunitas buat rempong ama kegiatannya aja sih menurut saya kurang asik yaaaa. Sometime kita perlu ngariung, ngumpul bareng, yaaaa sekadar kumpul gitu aja. Bajiguran, lesehan, nonton bareng, lebih mendekatkan diri sebagai satu keluarga. Asik deh.

    BalasHapus
  13. Tips-tipsnya bagus kak, kalo saya lebih suka komunitas yg memberikan kesempatan semua anggota untuk berkembang. Saling membantu untuk berkembang.

    BalasHapus
  14. Sebenarnya saya tipe orang yang susah bersosialisasi, tapi syukurnya dengan ikut komunitas bisa lebih belajar. Terima kasih sharenya

    BalasHapus
  15. Saya ikut bbrp komunitas. Iya sih kadang di WAG sptnya jutek tapi pas jumpa enggak. Ada juga yg sebaliknya. Tapi memang tergantung kita bersikap juga kan hehe

    BalasHapus
  16. nah bener pengalaman sy mengikuti komunitas itu menumbuhkan kepercayaan..sekalinya sy sdh percaya sama org komunitas tsb eh org tsb nipu kita atas nama komunitas.. jadi tercoreng deh nama baik komunitas..semoga pengalaman saya yg terakhir deh dan jdi pelajaran kedepannya

    BalasHapus
  17. Bener banget, dengan kita berada di komunitas kita pun telah terhubung dengan banyak relasi baru. Dan komunitas itu dapat dijadikan ajang yang positif

    BalasHapus
  18. Iya mbak karena komunitas adalah kumpulan dari banyak orang, jadi persepsinya harus bisa disatukan terlebih dahulu. Kebanyakan komunitas bubar karena beda persepsi antar anggotanya.

    BalasHapus
  19. Berat banget mempertahankan komunitas itu mbak, jangankan komunitas, organisasi non profit saja yang jelas AD/ART nya sudah dipertahankan agar berjalan dengan baik. Menurut saya, penting banget untuk mengedukasi anggota akan pentingnya menjaga komunitas agar gairah berkegiatannya tetap terjaga

    BalasHapus
  20. Selain itu, selalu ingat orang-orang berjasa dibalik komunitas tersebut. Soalnya pengalaman si founder lupa sama timnya dan lebih eksis sama diri sendiri haha. Kadang bikin jengkel juga sih, padahal kita mah tulus bantu. Tapi yasudahlah enggak semua orang begitu kan ya. Semoga suatu saat ketika bikin komunitas saya tidak seperti itu. hihi. Keren tipsnya terima kasih sharingnya..

    BalasHapus
  21. Walaupun saya orang introvert banget tapi saya seneng jika bergabung dalam suatu komunitas. Minimal saya bisa sharing banyak hal dengan komunitas saya.

    BalasHapus
  22. Saya lebih suka komunitas online daripada offline. Kalau secara online rasa rasanya kelas sosial tidak diperhatikan, beda dengan off line.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LIKA-LIKU PERJALAN SKINCARE UNTUK KULIT KERING VERSI ASA

PUISI AKSARAMAYA PADA MASANYA

Berani Mengambil Resiko atau Ingin Lari dari Permasalahan?