Membangun komunitas dengan tujuan untuk kebaikan bersama adalah impian
setiap orang. Terlebih lagi visi dari suatu komunitas memang diharapkan mampu
terlaksana sejalan dengan misi yang telah direncanakan.
Dalam membangun komunitas banyak hal-hal yang harus kita perhatikan dan
kita persiapkan. Termasuk juga langkah awal yang akan kita ambil.
Nah, disini kita akan coba sharing dan kupas satu-satu ya. Pemaparan disini
adalah berdasarkan pengalaman penulis dan masukan dari beberapa orang yang
ditetuakan dan mumpuni dibidangnya.
Banyak orang dalam membangun sebuah komunitas terlalu fokus pada
program-program luar biasa yang akan dijalankan sampai lupa satu hal? Apa itu?
Yaitu penyatuan persepsi pada setiap anggotanya. Persepsi disini adalah meleburnya asumsi-asumsi untuk perkembangan dan kemajuan yang akan dibangun
dalam menjalankan komunitas ini kedepannya--maafkan bahasanya yang sulit dipahami--. Hal ini harus lebih ditekankan
dalam menjalankan komunitas yang bergerak pada aspek kegiatan offline. Dimana
semua anggotanya atau partisipannya akan berperan aktif didalamnya menjalankan
roda misi dari setiap program kegiatan yang telah dicanangkan.
Bayangkan apabila suatu komunitas bergerak di dalam masyarakat dengan
banyaknya program-program kegiatan yang siap menunggu dijalankan. Namun, gairah
partisipannya untuk menjalankan program tersebut tidak ada. Setiap oknumnya
justru ingin bergerak masing-masing tidak ada kesatuaan persepsi atau titik
tengah yang bisa menyatukan segala perbedaan persepsi dan asumsi yang dimiliki.
Komunitas yang dibangun adalah komunitas yang dilatarbelakangi oleh bakat
dan minat yang sama. Sehingga pelaksanaan dari visi dan misi mampu tercapai
sesuai dengan yang diharapkan. Namun apakah mempertahankan komunitas cukup
dengan membuat kegiatan-kegiatann bersama saja?
Menurut Miki
Agrawal seperti dilansir dari inc.com, terdapat 7 cara untuk menjaga komunitas
kita tetap tumbuh dan berkembang, yaitu:
1.
Menunjukkan
Kegembiraan Saat Bertemu Dengan Anggota-Anggota Di Komunitas
Ketika
kita menunjukkan kegembiraan dan rasa bahagia kita pada mereka, maka hal
tersebut dapat diterima dengan baik oleh orang lain. Mereka juga turut bahagia
dan merasa bahwa kepartisipannya dalam suatu komunitas menjadi hal yang
istimewa. Memang tak ubahnya, setiap anggota memiliki andilnya masing-masing
dalam memajukan suatu komunitas.
2.
Bebaskan Semua
Orang Membagikan Cerita Dan Aspirasinya
Pada
dasarnya, setiap orang memiliki hak suara yang ingin diutarakan dan ingin
sekali didengarkan, maka berikan mereka ruang untuk mengeluarkan aspirasinya.
Misalnya, kita mengadakan acara kopdar secara rutin karena kita ingin
mengumpulkan anggota komunitas kita dan setiap anggota memiliki perasaan saling
memiliki setelah dibebaskan untuk berbagi cerita. (Ah jadi makin sayang,
wkwkwkw).
3.
Lupakan Basa-Basi
Yang
harus kita perhatikan dalam melupakan basa-basi disini adalah meninggalkan
percakapan-percakapan yang sekadar ingin tahu dan monoton. Cobalah mulai
menggali kegemaran dan minat dari seseorang tersebut. Hal ini juga mampu
mewarnai percakapan menjadi lebih mengalir. Misalnya saat kita mengatakan
“Bagaimana hari anda?” maka lebih baik kita mengatakan “Apa yang menarik dari
kegiatanmu hari ini, De?”. Semoga kita bisa menerapkannya.
4. Berikan Pujian Sesering Mungkin
Memberikan
pujian merupakan bentuk apresiasi terhadap hal-hal yang telah dilakukaj oleh
anggota komunitas, sekecil apapun yang dilakukannya tetap harus ada apresiasi
yang kita berikan. Seperti ketika orang ingin didengar, tentu orang lain juga
akan merasa senang saat apa yang dikerjakannya ternyata mendapat perhatian
lebih dari orang lain. Maka hal ini bisa didapat dengan memberinya pujian.
Dengan
memberikan apresiasi dan pujian kepada anggota komunitas, maka itu dapat
meningkatkan rasa percaya dirinya. Setelah itu, mereka akan menjadi dirinya
sendiri. Faktanya kenapa orang lain tidak menjadi dirinya sendiri adalah karna
ia merasa orang lain lebih menghargai dan melihat dirinya saat ia menjadi orang
lain. Penerimaan disini bukan pada diri sendiri tapi nyatanya terletak pada
kemauan seseorang menerima orang lain apa adanya tanpa menaruh ekspektasi
terhadap orang tersebut. Sehingga saat orang lain tidak sesuai ekspektasi
kita, kita akan kecewa dan sulit menerima keberadaan mereka. Inilah pentingnya
menjadi diri sendiri. Saat mereka sudah yakin dengan kita maka kepercayaan akan
penerimaan terhadap satu sama lain akan mulai tertanam. Belajar menjadi diri
sendiri itu lebih indah daripada memaksa diri untuk memenuhi ekspektasi manusia
lain.
6.
Tantang Anggota Untuk Melakukan Yang Terbaik
Memberikan
pujian merupakan hal yang baik, namun akan lebih baik lagi jika kamu
memastikan anggota melakukan hal terbaik yang bisa mereka lakukan untuk diri
mereka. Berikan pengawasan terhadap kinerja mereka juga keluasan mereka dalam
melakukan sesuatu. Pengawasan berupa bantuan yang bisa anda tawarkan kepada
mereka bagaimana melakukan sesuatu dengan
goals
yang kita harapkan. Keluasan yang diberikan kepada merea berupa kebebasan dan
keluasan dalam menyalurkan ide dan gagasannya.
Baca Juga
Haruskah Catatan Lusuh Ini Menjadi Buku?
7. Membangun Hubungan Informasi Dan Sosialisasi Dengan
Orang-Orang
Selalu
pikirkan siapa orang yang kamu ketahui yang bisa membantu komunitas. Bangunlah
koneksi dimana kedua belah pihak mendapatkan keuntungan dan dapat menghasilkan
hubungan yang baik. Koneksi yang terbangun mampu menguatkan komunitas. Tapi
jangan dilupakan juga bahwa hubungan awal yang paling baik adalah jalinan
ukhuwah yang terhubung pada setiap anggota dikomunitasnya. Saat hubungan
anggota di dalam sebuah komunitas sudah terjalin erat dan baik, maka untuk
menyongsong relasi ke luar menjadi hal yang mudah dan kompetibel.
Jadi, memang tidak mudah untuk
mengembangkan dan mempertahankan komunitas, tapi, saat membangun komunitas
dengan niat dan tujuan yang baik guna mendapatkan manfaat yang melimpah maka
pasti selalu ada jalan untuk mengembangkan komunitas tersebut menjadi komunitas
yang membawa banyak manfaat bagi orang di sekitarnya.
Kamu bisa menerapkan
kiat-kiat awal yang telah tertulis diatas. Semoga artikel ini membawa manfaat
dan dapat menjadi pengingat untuk kita senantiasa meningkatkan kualitas diri,
lalu semakin menyongsong peradaban di luar diri kita.
Semangaaaat generasi
millenial. Terutama para muslimah tangguh yang berjuang membangun peradaban.
Lelah hari ini untuk kebaikan esok hari.
Yaaaa...
(Ahad, 26 April 2020. 23:27)
With love wawa
Terimakasih telah menulis ini💓
BalasHapusMemberikan pujian sebanyak2nya itu yang kadang banyak orang ngga sadar ya kak bahwa itu sebenernya penting banget. Selain bentuk apresiasi juga bikin anggota komunitas lebih semangat ngga sih. Beda sama yg adem adem bae 😆
BalasHapusSaya setuju dgn statement pada poin 7. Bergabung di komunitas akan semakin menambah relasi dan bisa saling sharing informasi. Dan tentunya bisa lebih produktif lagi untuk melakukan berbagai kegiatan positif
BalasHapusPaling setuju dengan point membangun sosialisai. Saat menjadi bagian dari komunitas pasti ada salah satu anggota yang sering ilang-ilangan. Kadang ada, sebentar nggak ada. Dan itu jarang disadari di awal. Baik karena msalah internal pribadi maupun masalah di komunitas. Jadi sesama anggota harus saling memahani dan merangkul agar bisa berjalan bersama-sama
BalasHapusTipsnya mantul kak. Seharusnya setiap individu paham betul terhadap poin² tersebut guna komunitas yang di bangun dan di geluti dapat memberikan kenyamanan pada semuanya.
BalasHapusNo. 7 bener banget, tapi buatku juga yg paling sulit dilakukan hehe
BalasHapusSetuju nih. Bergabung dalam komunitas yang punya niat dan tujuan sama memang bikin kita semangat. Tambah relasi, ilmu juga bisa mempererat ikatan silaturahmi antar anggotanya.
BalasHapusPoin-poinnya cakep semua, Kak. Aku setuju. Selain itu, kita juga mesti mengenal arah diri sendiri, loh, supaya nggak salah memilih komunitas. Salah di sini bukan tentang bahwa anggota komunitas itu diisi orang baik atau jahat. Tapi lebih ke passion. Jangan sampai kita bergabung di sebuah komunitas yang kegiatannya sebenarnya bukan kita banget. Kita bergabung karena ikut-ikutan. Hasilnya pasti nggak maksimal karena berkomunitas itu kan itikad untuk bertumbuh bersama.
BalasHapusSaya suka dengan poin 3 kak. Lupakan basa-basi. Ketika seseorang menawarkan kepada kita mengikuti hobi yang sedang digelutinya. Kita hny akan menjawab dgn basa-basi. Sekedar pelepas tanya. Cobalah kita ikut terlibat di dalamnya. Mana tau dengan mengikutinya akan mendapatkan manfaat yg berlipat.
BalasHapusWah, mantap tipsnya mba. Saya si beberapa tempat belum bisa aktif. Hanya menjadi pengamat. Sepertinya saya harus memilah dan memilih grup atau komunitas apa yang harus saya ikuti ke depannya.
BalasHapusBener banget kalo pujian dan apresiasi akanmeningkatkan rasa percaya diri. Kita jadi merasa dianggap di komunitas tersebut. Apalagi komunitas juga akan menambah banyak koneksi :)
BalasHapusSejak zaman kuliah saya termasuk tipikal orang gemar berorganisasi. Saya senang gabung sama komunitas, tapi ya itu, ada yang awet, ada yang enggak. Salah satu faktor yang bikin saya betah di komunitas adalah pertama emang kekeluargaannya. Hehehe. Kalo cuma ikutan komunitas buat rempong ama kegiatannya aja sih menurut saya kurang asik yaaaa. Sometime kita perlu ngariung, ngumpul bareng, yaaaa sekadar kumpul gitu aja. Bajiguran, lesehan, nonton bareng, lebih mendekatkan diri sebagai satu keluarga. Asik deh.
BalasHapusTips-tipsnya bagus kak, kalo saya lebih suka komunitas yg memberikan kesempatan semua anggota untuk berkembang. Saling membantu untuk berkembang.
BalasHapusSebenarnya saya tipe orang yang susah bersosialisasi, tapi syukurnya dengan ikut komunitas bisa lebih belajar. Terima kasih sharenya
BalasHapusSaya ikut bbrp komunitas. Iya sih kadang di WAG sptnya jutek tapi pas jumpa enggak. Ada juga yg sebaliknya. Tapi memang tergantung kita bersikap juga kan hehe
BalasHapusnah bener pengalaman sy mengikuti komunitas itu menumbuhkan kepercayaan..sekalinya sy sdh percaya sama org komunitas tsb eh org tsb nipu kita atas nama komunitas.. jadi tercoreng deh nama baik komunitas..semoga pengalaman saya yg terakhir deh dan jdi pelajaran kedepannya
BalasHapusBener banget, dengan kita berada di komunitas kita pun telah terhubung dengan banyak relasi baru. Dan komunitas itu dapat dijadikan ajang yang positif
BalasHapusIya mbak karena komunitas adalah kumpulan dari banyak orang, jadi persepsinya harus bisa disatukan terlebih dahulu. Kebanyakan komunitas bubar karena beda persepsi antar anggotanya.
BalasHapusBerat banget mempertahankan komunitas itu mbak, jangankan komunitas, organisasi non profit saja yang jelas AD/ART nya sudah dipertahankan agar berjalan dengan baik. Menurut saya, penting banget untuk mengedukasi anggota akan pentingnya menjaga komunitas agar gairah berkegiatannya tetap terjaga
BalasHapusSelain itu, selalu ingat orang-orang berjasa dibalik komunitas tersebut. Soalnya pengalaman si founder lupa sama timnya dan lebih eksis sama diri sendiri haha. Kadang bikin jengkel juga sih, padahal kita mah tulus bantu. Tapi yasudahlah enggak semua orang begitu kan ya. Semoga suatu saat ketika bikin komunitas saya tidak seperti itu. hihi. Keren tipsnya terima kasih sharingnya..
BalasHapusWalaupun saya orang introvert banget tapi saya seneng jika bergabung dalam suatu komunitas. Minimal saya bisa sharing banyak hal dengan komunitas saya.
BalasHapusSaya lebih suka komunitas online daripada offline. Kalau secara online rasa rasanya kelas sosial tidak diperhatikan, beda dengan off line.
BalasHapus