OASE ISTIMEWA DARI “NEGERI 5 MENARA” YANG BISA BUAT KAMU JADI PECINTA BUKU

Gambar
Buku adalah jendela dunia, begitu kalimat yang sering kita dengar dan banyak digaungkan. Bukankah seru rasanaya saat melihat tumpukan buku yang beragam warnanya dan kita bisa menjelajah dunia dengan jendela-jendela itu. Ya walaupun hanya sekadar mengintip dari bilik jendelanya saja. Walaupun sudah diberikan gambaran kalau buku merupkan jendela dunia tapi kalau kita tidak memiliki kunci jendelanya, atau tidak mengetahui cara membuka jendelanya maka sama saja dasarnya kita gagal menjelajah dunia. Dan tahukah kamu apakah kunci dari jendela itu? Kuncinya adalah membaca. Ya kunci yang simple dan ringan, namun selalu sulit dilakukan dengan ragam alasannya. Membaca itu juga didasarkan pada kebutuhan individu, apa yang sedang benar-benar dibutuhkan untuk tambahan informasi yang sedang dicarinya, berbicara tentang dunia buku dan baca kita kanmenjumpai ragam orang dengan karakter yang berbeda. Ada yang tipe membaca semua buku, tak memiliki kriteria khusus dalam memilih buku, tipe ini sudah t...

CHILLING – HEALING BAGI PENDERITA OYPMK DAN DISABILITAS – REVIEW WEBINAR KBR


 

            Zaman sekarang ini pada kawula muda, golongan tua kata ‘healing’ udah gak asing banget. Bahkan selalu dijadikan kata rujukan yang wajib ada saat hati sedang gundah. Pasti kamu pernah bilang gini juga kan? “Ya Allah, butuh healing banget, penat dengan kerjaan”. Ya kalau pernah, kita sama juga kok. Jadi ada satu waktu saya melihat story temen yang seperti tidak terlalu suka kalau kata healing digunakan sebagai representasi butuh hiburan saat lelah. Jadi ia mengutip pendapat bahwa sebenarnya kata healing itu harusnya digunakan pada pasien yang benar-benar butuh pengobatan mental, jadi agak kurang tepat kalau kini digunakan sebagai gambaran ingin melakukan kunjungan rileksasi ke tempat wisata saja. Jujurly awal baca itu kepala saya langsung ingin demo dengan menghidupkan pikiran-pokiran yang ada di kepala saya kalau makna healing ya bisa saja berbeda sesuai konteksnya, dan harusnya merepresentasikan juga jiwa-jiwa yang yang sedang terguncang dengan hiruk pikuk duniawi. Tapi saya pikir pikiran itu terlalu kolot kalau saya yang tanpa ilmu itu merespon story teman tersebut dengan bantahan agak kurang setuju. Itulah secuil kesan saya tentang proses peng-healing-an.

            Lalu, pada 14 Desember 2022 yang lalu saat memiliki waktu lapang saat memaksakan diri mengikuti Live Streaming yang dilaksanakan di Youtobe Chanel Berita KBR dengan tema “Chilling – Healing Bagi Penderita Oypmk, Perlukah?”. Ada dua pemateri yang menjadi narasumber, Mbak Dona yang merupakan Executive Director Institute of Women Empowerment (IWE) sebuah gerakan yang fokus pada permasalahan perempuan dan kaum marjinal dan Mas Ardiansyah, seorang OYPMK yang telah sembuh dan kini menjabat sebagai WK Konsorsium Pelita Indonesia yaitu sebuah lembaga peduli dan pemerhati kaum disabilitas dan kusta. waktu webinar ini dilaksanakan selama satu jam, waktu yang terlalu singkat untuk memahami sebuah fenomena khas dan menyentuh hati tentang dunia kecil para disabilitas dan OYPMK (Orang Yang Pernah Menderita Kusta).

Ini adalah beberapa insight yang saya rangkum selama webinar berlangsung. Stigma masyarakat terhadap penderita kusta masih sangat mengerikan, dikucilkan, dikerdilkan dan dianggap sebagai penyakit kutukan dari Tuhan Yang Maha Esa. Itulah KBR dan NLR Indonesia saya lihat selalu konsisten menyuarakan isu ini dan selalu mengedukasi tentang penyakit Kusta. Ini adalah penjelasan yang saya kutip dari Klik Dokter “Kusta atau lepra adalah penyakit infeksi kronis akibat bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit tersebut utamanya menyerang saraf tepi (perifer), kulit, mukosa saluran pernapasan atas, serta mata. Dahulu, penyakit ini sempat menjadi salah satu penyakit yang sangat ditakuti. Namun, saat ini diketahui kusta tidaklah menular dengan mudah dan sudah ada pengobatan yang efektif.”. yang diperlukan penderita adalah dukungan bukan cacian yang menyudutkan.

            Maka menjadi beban mental dan moral yang sangat besar untuk OYPMK bisa bangkit dan terjun kembali ke masyarakat, Mas Adiansyah memberikan tip dan langkah menghadapi hal ini, dan tentunya ilmu ini juga harus diketahui oleh orang banyak bukan hanya penderita saja;

1.      Proses penerimaan diri

Akan sangat sulit bagi penderita untuk bisa sembuh jika belum bisa menerima keadaan diri sendiri. Maka harus menguatkan diri sendiri bahwa penyakit itu ada pada dirinya dan bisa disembuhkan. Kekuatan dari dalam diri sendiri akan terpancar sebagai bekal awal pengobatan.

2.      Berpikir postif, atas semua hal negatif yang datang pada diri sendiri memang sangat berat, namun ada pilihan untuk menjadikannya sebagai asupan positif dalam hidup, melakukan hal-hal yang disenangi.

3.      Semangat menjalani hidup, setelah apa yang menimpa diri, kehidupan masih berlanjut selama kita berusaha bertahan di dalamnya.

4.      Penderita selalu butuh dukungan, dukungan moral dan bantuan sangat membantu memberikan kekuatan kepada penderita, dan mengakui bahwa penderita bukanlah bersalah atas penyakitnya melainkan harus diberikan support bahwa mereka juga mampu untuk sembuh.

 

Ada beberapa metode pemulihan (healing) dan pemulihan diri yang disampaikan oleh Mbak Dona bagi para penderita, yaitu dilihat melalui dimensi mana yang paling dekat dan berpengaruh pada penderit; Dimensi Fisik, Dimensi Religi/Spiritual, Dimensi Psikis, Dimensi Hubungan/Relasi dan Dimensi Lingkungan.

Dimensi fisik yaitu pengobatan yang dilakukan secara berkala dan komprehensif tentang kondisi fisik penderita. Dimensi psikis, pendekatan pada kesadaran mental penderita akibat stigma dan respon masyarakat terhadap penyakitnya. Dimensi Spiritual dilakukan dengan pendekatan hubungan dengan keyakinan OYPMK sehingga dapat menyentuh relung hatinya memancarkan rasa kepercayaan diri untuk pulih. Dimensi hubungan atau relasi berhubungan dengan dukungan dari keluarga, kerabat dan orang-orang yang mampu memberikan dorongan untuk bangkit kepada OYPMK. terakhir adalah Dimensi Lingkungan yang turut mengambil andil besar adalah lingkungan yang sudah memahami bagaimana kondisi penderita dan lingkungan yang ramah terhadap kaum disabilitas dan golongan OYPMK ini.

Makna healing bagi penderita juga bisa digambarkan menjadi 2 hal yaitu dalam bentuk statis dan dinamis. Statis, saat penyembuhan yang dilakukan berasal dari salam diri sendiri, penguatan kekuatan bahwa memiliki peluang untuk sembuh. Dan dinamis, penyembuhan yang memerlukan bantuan dari banyak orang dan lembaga pemerhati dan haru sjuga disesuaikan dengan kondisi penderita, karena penangan yang tepat benar dan menguatkan mereka bahwa juga memiliki daya yang sama dengan manusi lain pada umumnya.

Ada kalimat dari Mbak Dona yang menjadi favoritku banget yaitu bahwa 

Seharusnya kita bisa melihat golongan disabilitas dan kaum marjinal lainnya sebagai kaum yang dapat berdaya, bukan hanya menganggap mereka sebagai sasaran kegiatan charity semata. 

Aku merasa kalimat Mbak Dona terebut lahir dari hati nurani yang melihat kaum marjinal sebagai bagian utuh yang memiliki daya lebih.

           

Komentar

  1. saya masih mencari celah untuk mengerti maksud chilling healing, hehe. kalau kata healing sih tentu sudah paham. and yess saya setuju terkait kata healing memang bisa digunakan untuk apa saja tergantung konteksnya. tapi, memang benar juga kalau kata healing awalnya digunakan sebagai istilah medis untuk mereka yang memiliki permasalahan terkait trauma psikologis dan didampingi para ahli. Bicara soal healing, saya raca cukup berat proses yang harus dilalui oleh teman disabilitas dan OYMPK. karena dorongannya bukan hanya dari dalam diri melainkan juga dari luar. Terlebih karena masih ada stigma yang melekat kepada teman-teman kita ini. acara seperti KBR ini saya acungi jempol dan semoga bisa terus diadakan, agar seluruh masatarakat indonesia tidak lagi memiliki pemikiran yang kurang tepat terhadap kusta dan oympk.

    BalasHapus
  2. Belajar istilah baru, oypmk. Saudara saudara kita penyandang kusta hanya terbatas secara fisik, bukan ide dan kreativitas. Mereka layak diberi temoat dan kesempatan untuk berkarya mengembangkan kemandirian.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LIKA-LIKU PERJALAN SKINCARE UNTUK KULIT KERING VERSI ASA

PUISI AKSARAMAYA PADA MASANYA

Berani Mengambil Resiko atau Ingin Lari dari Permasalahan?