OASE ISTIMEWA DARI “NEGERI 5 MENARA” YANG BISA BUAT KAMU JADI PECINTA BUKU

Memulai petualangan hidup setelah tamat Sekolah menengah Atas adalah hal yang berat, seperti itu lah kita menganggapnya saat kita duduk di bangku sekolah. Masa Quarter Life Crisis biasanya dialami saat usia 20-30 tahun, bahkan bisa dialami lebih cepat oleh sebagian orang.
Setiap
hari, kita akan menemuk an diri kita terbangun dari tempat tidur dengan
perasaan yang berawgam. Untuk orang yang mengalami keadaan Quarter Life Crisis
ini akan bangun dengan keadaan menyiampan banyak pertanyaan tentang hari-hari
yang akan dijalani. Bener banget sih, di usia yang akan menginjak seperampat
abad ini pikiran selalu mikirin hal-hal yang kadang tuh gak terlalu penting
untuk dipikirin.
Bangun
dari tidur dengan sejuta tanya yang dibawa-bawa dalam menjalani aktivitas
harian bahkan pertanyaan itu dibawa kembali sampek mau tidur, pertanyaan yang
sering banget muncul dipikiran kalau kita lagi ada di fase ini itu kayak
"Kok hidupku gini-gini aja ya", " Kapan ya Aku bisa hidup dengan
kehidupan yang selalu Aku bayangin?" Dan ragam pertanyaan lain yang kadang
kita gak ketemu ujung jawabannya. Kalau lagi ngalamin ini, bener-bener kita
lagi ada di fase Krisis.
Hal-hal
yang kita sebutin diatas itu, adalah sekelumit tanda-tanda Quarter Life Crisis.
Sebenarnya apa sih itu Quarter Life Crisis?
Quarter
Life Crisis adalah fase pendewasaan, fase saat kita lagi galau-galaunya sama
masa depan, sedang krisis emosional, dan selalu dihantui dengan perasaan takut
gagal.
Anak
SMA yang baru tamat sekolah, selalu punya segudang hal yang ingin dilakukan
tapi di sisi lain ada tekanan-tekanan yang harus diterima dari lingkungannya
untuk dia wujudin, hal ini yang membuat dia akhirnya melakukan hal yang gak
disukai Dan gak memiliki semangat atau kemauan untuk mengubahnya kembali sesuai
yang dia inginkan. Pasrah terhadap realitas yang harus dijalaninya, meskipun
terkadang kehidupan nya jadi lebih monoton tanpa dinamika perubahan yang
dirasakannya sendiri.
Lalu
seterusnya, anak tersebut akan bangun setiap pagi, ngelakuin aktivitas Dan
rutinitas yang sudah terwjadwal seperti biasanya, not feeling well, tapi semakin
dirasa, kecemasan Dan kekhawatirannya tentang hidup semakin membuncah.
Dalam
perjalanan kehidupan mengarungi lika-liku perjuangan yang dilalui, ada beberapa
hal yang mendasari seseorang bisa sangat mencemaskan kehidupan yang akan
dijalani untuk kedepannya,
1.
Saat memasuki ranah perjalanan baru, setiap orang selalu memiliki ragam pilihan
yang ingin dilakukannya, hingga pada akhirnya is harus terkekang dengan satu
pilihan keputusan yang mau gak mau harus dipilih. Jadi, kayak gak punya pilihan
lain harus melakukan hal tersebut padahal banyak hal yang ingin dilakukannya.
2.
Setelah menjalani keputusan yang diambilnya, is merasa kan kalau keputusan itu
ternyata seharusnya gak dia ambil. Terjebak dalam keputusan yang selalu buat
dia mengutuki dirinya sendiri kenapa harus menjalani ini semua. Hal ini akan
berdampak sama semua hal yang dilakukannya bisa jadi enggak maksimal, karna
ngelakuinnya dengan setengah-setengah.
Hal a ini juga sering kita temui, di banyak perguruan tinggi, mahasiswanya merasa
salah memilih jurusan, dia udah terjebak di dalam kegiatan yang sebenarnya
enggak dia banget, hal ini buat dia males-malesan kuliah, kalaupun dijalani ya
hanya dijalani sekadarnya saja.
3.
Setelah semuanya makin berlalu, semakin dirasakan kalau dia gak nyaman dengan
hal yang dijalaninya, kalaupun nyaman ya hanya monoton tanpa ada something
feeling special yang harus dilakuin. Lama kelamaan dia akan melakukan penyangkalan
sama dirinya sendiri kalau dia sedang baik-baik aja dengan situasi kondisi yang
dijalani, gak ada yang perlu diubah, semua sudah berjalan sesuai mestinta,
padahal kata baik-baik aja itu dia Sedang menutupi kecemasan yang melanda
pikiran dan hatinya. Dengan penyangkalan ini dia berharap menyesuaikan dengan
keadaan yang sedang dijalaninya.
4.
Lalu ia mulai beranjak dari situasi stagnan yang dihadapi, kembali mengingat
Dan memikirkan tentang keputusan yang sudah dipilih, daripada terpuruk dengan
segala penyangkalan, ia mulai melihat perjalanan dengan kacamata masa depan,
mulai fokus ke masa depan karna gak seharusnya berlarut-larut mengutuki diri
dengan masa lalu yang sudah dipilihnya.
5.
Di tahap penerimaan terhadap segala kondisi yang dijalani, membuat dia sadar
akan proses yang memang harus dijalani, karna sebelum sampai ke tujuan akhir
kita memang harus banyak melakukan perjalanan untuk paham jalan mana yang
seharusnya ditempuh Dan dijalani.
Dari
sini kita mulai bisa ambil pelajaran, bahwa dalam berproses itu ya gak masalah
kalau kita buat kesalahan, karna setiap kesalahan tersebut yang justru akan
membawa kita pada hal-hal yang seharusnya memang kita jalani.
Kita
gak bisa menghindari setiap fase yang ada dihadapan kita, dengan semua hal
tersebut, kita bisa belajar dengan tegar cara menghadapinya dan menikmati
setiap prosesnya.
Dan
di masa sekarang ini, kita lebih riskan dengan yang namanya Pertarungan diri
sendiri,
Kalau
orang dulu bertarung dengan diri sendirinya itu gak punya patokan harus bagaimana-bagaimana,
di masa ini, kita mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi, selalu dicekoki
dengan hal-hal yang buat kita makin memikirkan banyak pilihan, semakin
menerka-nerka Dan menimang-nimang tentang jati sendiri. Dengan adanya media
sosial semua tercemar untuk menjadi sosok yang dibranding di sosial media
sebagai sosok yang ideal, sehingga kita menjadikan hal tersebut sebagai tolak
ukur untuk diri kita melakukan sesuatu. Alhasil banyak diantara anak muda
sekarang yang justru enggak paham sama kemauan dirinya sendiri, semakin krisis
identitas.
Nah,
ini ada beberapa hal yang bisa kita lakuin untuk ngecek ke diri sendiri supaya
bisa lebih ngenali diri sendiri, Dan nemuin hal-hal besar yang ada didalam
diri, karna ya, setiap orang memiliki kadar mutiaranya masing-masing
1.
Menerima setiap perubahan, kehidupan yang baik adalah yang mengikuti
kebenarannya.
Jadi
saat kita, sedang cemas, membanding-bandingkan diri sendiri dental pencapaian
orang lain, prestasi orang lain. Kita menerima kebenarannya, Dan juga
menekankan dalam diri bahwa proses setiap orang itu berbeda-beda, dengan
menyadari proses yang terjadi kita bisa lebih nerima keadaan diri tanpa
membandingkannya dengan orang lain.
2.
Mulai bersikap aktif Dan aware
Karna
sadar bahwa kita sedang berproses, maka kita mencoba banyak hal, mencari
penyebab kenapa kuta stuck dan gk mengarah ke perubahan yang lebih baik,
darisana nanti kita akan dapet solusinya.
3.
Sabar dalam menjalani proses
Gak
ada proses yang mudah, semuanya perlu waktu namanya juga hidup. Dengan begini
kita bisa lebih bersahabat sama diri sendiri. Dan mulai melangkah dengan pasti
dan kekuatan dari dalam diri.
Komentar
Posting Komentar