Beberapa waktu yang lalu saya diberi kesempatan lagi untuk mengisi diskusi di WA Grup Komunitas Literasi. Sayang rasanya jika tidak turut diabadikan juga dalam blog ini.
Komunitas Literasi ini sudah berdiri hampir 2 tahun, dengan cakupan peserta yang masih hanya sebatas penduduk kampus di STAI UISU Pematangsiantar.
Pada kesempatan itu, saya membawakan materi berjudul "Merajut Asa dalam Proses Meliterasi Diri" Maka dari itu, yuk ikut simak materinya juga.
Baiklah semuanya, semoga malam ini kita bisa sama-sama memecahkan celengan rindu untuk segala kegiatan di Komunitas Literasi kita ini, heheh.
Bismillah, mari kita mulai berlayar pada inti diskusi ini.
Saya yakin dan percaya, bahwa kata literasi kini tidak asing lagi di telinga teman-teman
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan bincang santai mengenai proses Meliterasi diri
Literasi adalah sebuah kemampuan dalam memecahkan masalah, sadar atau tidak berliterasi adalah pondasi dari apapun kegiatan yang kita lakukan.
Tidak hanya dalam membaca dan menulis, tapi dalam menjalin silaturahmi dengan orang lain juga termasuk salah satu bagian dari literasi
Yuk, kita memandang dunia dengan perspektif yang berbeda. Dalam keadaan sadar, kita mencoba mengajak diri kita untuk selalu melakukan banyak hal, bahkan tak jarang kita sampai lalai melakukan hal yang seharusnya tidak kita lakukan. Saya juga begitu.
Contohnya, kita masih terlena dengan waktu lapang yang kita miliki, hingga tak jarang selalu mengerjakan tugas-tugas mepet sekali dengan tenggatnya. Hehehhe
Meliterasi diri adalah saat kita paham apa yang harus kita lakukan dengan kegiatan-kegiatan kita.
Mari kita lihat beberapa perspektif lain ;
Kerap kali, banyak berdiam diri, bergelut dengan hal yang itu-itu saja membuat kita menjadi memandang sempit dunia, seakan-akan kita tidak ditakdirkan mendapati hal-hal baik di muka bumi ini.
Semakin banyak membaca, semakin banyak bertemu dengan orang-orang baru, bergabung dengan wadah-wadah kegiatan, diri kita akan semakin menyadari bahwa sejatinya ilmu dan pengetahuan itu dicari dan digali,
Sering gak temen-temen berpikir, "Dia enak banget ya, selalu dapat apa yang dimau, selalu berhasil di mana-mana". Percayalah bahwa semesta juga sudah menyiapkan kejutan untuk masing-masing orang, asalkan kita tetap bergerak maju, berupaya semampu, dan berusaha tanpa kenal lelah.
Lalu kita harus mulai dari mana, saat ingin Meliterasi diri?
Singkatnya, kita perlu 2 hal ini, dalam versi yang selama ini saya tanamkan dalam diri sendiri
Saya juga masih belajar untuk selalu berpikir bahwa waktu 24 jam yang Allah berikan harus dimaksimalkan, dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat tentunya.
Karna jika sudah melakukan ini, kita sudah menyelamatkan satu orang, yaitu diri kita sendiri.
Teman-teman percaya tidak bahwa apa yang kita lakukan hari ini, apa yang kita doakan hari ini, adalah representasi yang akan kita gapai di kemudian hari.
Memandang dunia dengan perspektif baru adalah bentuk Meliterasi diri paling indah.
Semangat semuanya, semoga bisa segera dipertemukan dengan diskusi yang lebih hangat di kehidupan nyata. Hehehhe
Saya termasuk orang yang sangat senang juga dengan dunia literasi. Rasanya jika berdiam diri, atau ada yang membatasi lingkup pergaulan dan kreativitas, pasti jadi kecewa karena otomatis ada penurunan kualitas diri. Baik dalam bergaul maupun upgrade ilmu.
BalasHapusHmmm, betul juga ya, kalo kita cuma berdiam diri saja atau dalam bahasa Jerman "ngajedog wae", ya kita nggak bisa memandang bumi ini secara luas, yang kita dapati hanya itu-itu saja ya. Completely agree with this one. Kuylah tingkatkan lagi literasi di antara sesama....
BalasHapusMenunda sesuatu berarti menabung kesulitan. Selama kerja di rumah dan enggak ada yang ngomelin saya buat buru-buru ngerjain sesuatu, hanya diri sendiri yang bisa mengingatkan. Kalau saya nya mager, auto numpuk-numpuk kerjaan.
BalasHapusSaya sempat berada di satu titik yang, "Ya udah deh, gini aja, udah malas mau upgrade diri sendiri. Capek ma kerjaan rumah, mumet ngurus PJJ anak-anak." Tapi yang ada saya malah ngerasa gak berarti. Akhirnya pelan-pelan bergerak lagi. Mulai belajar hal baru, kembali membaca dan menulis. Alhamdulillah, meskipun jadwal jadi semakin padat, tapi terasa lebih berenergi.
BalasHapusAwalnya memang hanya sampe pada mindset kalau literasi hanya sekadar membaca dan menulis. Ternyata lebih luas dari itu. Memandang dunia dengan perspektif yang berbeda. Dan jangan terlena dengan waktu, karena sesungguhnya waktu seperti pedang bermata dua.
BalasHapusmemang ya Mba enggak selalu literasi itu hanya mencakup menulis. Tapi bisa luas dari itu, apalagi jika ada teman diskusi yang satu visi mini di dunia literasi. wah asyik banget pasti, jadi semakin semangat untuk berkarya.
BalasHapusKekuatan keyakinan sama Allah ini yang kadang ga saya libatkan. Padahal ini yang paling penting. Setelah usaha maksimal, harusnya jadi yakin bahwa Allah akan kasih sesuatu yang setimpal dengan usaha kita. Tapi kadang ngga nyadar ajaa. Sesuatu yang setimpal itu kan bisa jadi hadiah, bonus, bisa juga pelajaran hidup ya kak
BalasHapus